Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) dan altcoin lainnya telah terperangkap dalam fluktuasi tajam pasar setelah terjadinya penurunan drastis pada awal minggu ini yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Meskipun harga Bitcoin sempat menembus angka US$100.000, momentum tersebut dengan cepat memudar dan harga kembali berada di sekitar US$98.000. Namun, meskipun ada penurunan harga sementara, para analis melihat adanya pola bullish yang terbentuk, yang mengindikasikan kemungkinan breakout di masa depan.
Pola Teknikal Menunjukkan Potensi Lonjakan Harga
Dalam analisis oleh Trader Tardigrade, aksi harga Bitcoin menunjukkan pola bullish pennant pada grafik dua hari, yang mengisyaratkan kelanjutan dari tren naik yang kuat.
Pola teknikal ini, yang ditandai dengan fase konsolidasi setelah rally harga yang tajam, seringkali menjadi pendahulu bagi pergerakan harga lebih lanjut yang lebih tinggi. Analis tersebut memperkirakan bahwa jika Bitcoin berhasil menembus pola ini, harga dapat melonjak menuju US$155.000 dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: Trader: Pasar Kripto Kian Membingungkan, Logika Sudah Tak Lagi Ada!
Tingkat Harga Kunci Bitcoin yang Perlu Diperhatikan
Berdasarkan analisis tersebut, Bitcoin saat ini menghadapi resistensi yang cukup kuat di level US$104.000, yang telah menghentikan beberapa upaya rally sebelumnya.
Jika harga berhasil menembus level ini, perjalanan menuju level psikologis seperti US$110.000 dan US$120.000 akan semakin terbuka, dengan pola pennant yang mengindikasikan potensi lonjakan menuju US$155.000.
Di sisi lain, zona support di level US$94.000 hingga US$96.000 tetap menjadi kunci. Jika level ini gagal dipertahankan, maka setup bullish yang terbentuk dapat menjadi tidak valid dan memicu koreksi yang lebih dalam.
Proyeksi Bullish Jangka Panjang untuk Bitcoin
Selain pola bullish pennant, pola Channel Up jangka panjang Bitcoin terus mendukung tren naik. Secara khusus, TradingShot mengamati adanya kesamaan fraktal antara rally sebelumnya dengan aksi harga saat ini, dengan pantulan terbaru Bitcoin dari moving average 100-hari yang mirip dengan rebound pada 23 Januari 2024.
Baca Juga: El Salvador Serok 12 Bitcoin Lagi saat Harga Anjlok, Cadangan Melejit jadi 6.068 BTC!
Indikator teknikal lainnya juga semakin memperkuat pandangan bullish ini, menunjukkan adanya simetri pada fase akumulasi sebelumnya dan saat ini, berdasarkan pergerakan RSI (Relative Strength Index).
Periode waktu antara RSI lower highs pada fase akumulasi sebelumnya adalah 25 dan 34 hari, yang hampir mirip dengan interval 25 dan 32 hari yang terlihat pada siklus saat ini. Jika pola fraktal ini benar-benar terulang, maka Bitcoin bisa saja berada di ambang rally parabolik berikutnya, dengan target harga US$145.000 sebagai level upside kunci.
Analisis Harga Bitcoin Saat Ini
Pada saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan di harga US$98.253, turun 1,6% dalam satu hari dan 3% dalam satu minggu, seiring dengan berlanjutnya volatilitas pasar yang dipengaruhi oleh ketakutan terkait perang dagang.
Saat para pelaku pasar memantau indikator makroekonomi yang akan datang serta perkembangan geopolitik, aksi harga Bitcoin tetap sangat terikat pada tren ekonomi global yang lebih luas. Pergerakan besar berikutnya kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh pergeseran sentimen global.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Tarif Trump Bisa Bikin Pasar Ambruk, Tapi Juga Cetak Kekayaan!
Pola Bullish Menunjukkan Potensi Lonjakan di Masa Depan
Secara keseluruhan, meskipun harga Bitcoin mengalami penurunan sementara, pola teknikal yang terbentuk menunjukkan potensi kenaikan harga dalam waktu dekat.
Dengan resistensi utama yang harus diatasi di US$104.000 dan dukungan yang cukup kuat di sekitar US$94.000 hingga US$96.000, Bitcoin berada pada posisi yang menarik untuk melanjutkan tren naik jika breakout terjadi.
Proyeksi bullish yang didorong oleh pola Channel Up dan pola fraktal yang mirip dengan periode akumulasi sebelumnya semakin memperkuat argumen bahwa Bitcoin dapat mencapai target harga yang lebih tinggi, dengan potensi lonjakan hingga US$145.000 atau bahkan lebih, tergantung pada dinamika pasar yang berkembang.