kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Andaikan Covid-19 tak bisa hilang, ini gambaran hidup bersama virus corona


Selasa, 27 Juli 2021 / 04:28 WIB
Andaikan Covid-19 tak bisa hilang, ini gambaran hidup bersama virus corona
ILUSTRASI. Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 180 juta orang dan menyebabkan empat juta kematian secara global. KONTAN/Baihaki/15/6/2021


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Ada pula berbagai penyakit lain, seperti tetanus, yang membutuhkan dosis booster sepanjang hidup kita. Sejauh ini, virus corona telah berkembang menjadi setidaknya empat varian besar - termasuk yang paling mudah menular, varian Delta. 

Varian ini pertama kali teridentifikasi di India dan saat ini menjadi alasan lonjakan kasus di Eropa, Asia, dan Amerika. Statistik menunjukkan, vaksinasi manjur melawan Delta. 

Sebagai contoh, data terakhir dari Layanan Kesehatan Inggris menunjukkan bahwa 82 persen dari seluruh pasien yang terinfeksi varian ini di antara Februari sampai Juni dan membutuhkan perawatan di rumah sakit belum divaksin atau baru divaksin satu dosis. 

Oleh karena itu, Layanan Kesehatan Inggris (NHS) telah merencanakan dosis ketiga atau booster vaksin sebelum musim dingin, yang akan diberikan kepada lebih dari 30 juta orang. 

Baca Juga: Catat, Covid-19 sebabkan masalah pada sistem pencernaan

Di Amerika Serikat, Institut Kesehatan Nasional telah memulai uji klinis dengan orang-orang yang sudah divaksin penuh untuk mempelajari apakah suntikan booster akan menambah antibodi dan memperpanjang proteksi. 

Kenyataannya, para ilmuwan masih belum tahu berapa lama imunitas dari vaksin Covid-19 yang ada sekarang bisa bertahan. Ini disebabkan, seluruh vaksin masih baru dan para peneliti masih menganalisis respons imun tubuh pada tipe-tipe vaksin berbeda. 

"Belum ada yang tahu apakah kita butuh vaksin secara terus-menerus," ujar Profesor Heymann. 

"Covid-19 adalah virus yang berbeda dengan flu, dan merupakan kesalahan membuat orang berpikir sebaliknya pada saat ini." 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×