Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Walau begitu, Uni Eropa telah mulai menerapkan Sertifikat Covid Digital, yang memperbolehkan warga negara dan penduduk melakukan perjalanan antarnegara tanpa pembatasan jika mereka sudah divaksin, memiliki hasil tes negatif, atau baru sembuh dari penyakit ini.
Paspor vaksin diakui oleh ke-27 anggota UE, juga Islandia, Norwegia, dan Swiss. Namun bagaimana negara-negara lain di dunia menghadapi pergerakan manusia melalui perbatasan mereka, masih belum diketahui.
Perjalanan internasional telah menurun drastis sejak Maret 2020 dan UNCTAD, Badan PBB untuk Perdagangan dan Perkembangan, memperkirakan pandemi mengakibatkan kerugian sebesar US$1,4 triliun di sektor pariwisata selama 2021.
Negara-negara dengan pendapatan rendah mengalami kerugian terbanyak.
Baca Juga: Cek! 5 Info penting virus corona varian Delta dari Satgas Covid-19
Apakah kita akan memiliki "demokrasi vaksin"?
Hingga 5 Juli 2021, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia telah divaksin penuh - angka ini masih di bawah 15 persen dari total populasi global.
"Dunia telah gagal. Sebagai komunitas global, kita telah gagal," begitu Direktur Jenderal PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata dalam sebuah pernyataan pers.
Selain isu kemanusiaan, "demokrasi vaksin" penting untuk mengontrol varian-varian Covid-19.
Dalam sebuah surat terbuka baru-baru ini, pimpinan WHO, Badan Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan ketiadaan vaksin di negara-negara miskin menciptakan kondisi yang mendorong munculnya varian-varian baru.