Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Raksasa teknologi asal Cina Ant Financial berencana menjual sejumlah sahamnya via transaksi privat. Aksi ini dilakukan guna mendongkrak valuasi perusahaan hingga US$ 200 miliar, dan menjadikannya perusahaan termahal yang tak terdaftar di bursa efek.
Sumber Reuters, Jumat (17/1) menyatakan afiliasi Alibaba yang berhasil menghimpun dana US$ 150 miliar pada 2018 ini tengah menyiapkan aksi untuk melantai di bursa Hong Kong dan Cina tahun ini.
Baca Juga: Data ekonomi AS membaik, poundsterling takluk oleh dollar AS
Sumber Reutres lainnya bilang kini konsultan keuangan perusahaan juga tengah mendekati sejumlah investor potensial seiring aksi perusahaan untuk membereskan basis pemegang sahamnya.
Sayangnya, Juru Bicara Ant menyatakan saat ini perusahaan tak punya rencana initial public offering (IPO).
Tahun lalu, sejumlah pemegang saham yang mengempit porsi kecil tercatat melakukan perdagangan di pasar sekunder dengan nilai valuasi mencapai US$ 200 miliar. Adapun sejumlah investor kini merasa lebih perlu menilai valuasi Ant sebagai unicorn secara ekstensif. Utamanya pascajatuhnya bisnis WeWork.
Adapun, sejumlah pemegang saham Ant, tercatat mengalihkan kepemilikan mereka ke produk-produk wealth management sehingga secara teknis kepemilikan sejatinya tak dipegang langsung. Konteks ini pula yang diprediksi bakal menyulitkan aksi Ant melantai di bursa.
Baca Juga: Tingkatkan impor dari AS hingga US$ 200 miliar, China akan pakai prinsip pasar
Sementara sumber Reuters lainnya bilang petinggi Ant juga tercatat telah menjual sebagian kepemilikan sahamnya via sema kemitraan terbatas yang dikendalikan pendiri Alibaba Jack Ma. Perusahaan lokal di Cina yang bakal menggelar IPO bakal dikenai ketentuan dimana pemegang saham utamanya mesti bertahan minimum selama tiga tahun.
Ant yang berbasis di Hangzhou ini punya bisnis utama menjalankan menjalankan transaksi pembayaran Alipay dan Alibaba, termasuk berfungsi sebagai digital untuk pengguna Alipay. Tahun lalu, Alibaba tercatat mengonversi 37,5% laba yang diterimanya dari Ant menjadi sepertiga kepemilikan saham.
Alibaba dan Alipay, serta beberapa produk dompet elektroniknya diklaim punya 1,2 miliar pengguna aktif per tahun. 900 juta pengguna berasal dari Cina.
Per kuartal III-2019 lalu Ant juga tercatat membayar royalti dan operasional 4,35 miliar Yuan atau setara US$ 643 juta ke Alibaba. Pada periode serupa laba sebelum pajak Ant tercatat mencapai 11,6 miliar Yuan.
Rencana IPO ANT Financial sejatinya memang mulai menyeruak beberapa waktu belakangan. Apalagi setelah mereka rutin mengunjungi China Securities Regulatory Commission (CSRC). Sayangnya, rencana pertemuan-pertemuan tersebut ta ada tindak lanjut.
Baca Juga: Membedah BelugaXL, si "paus terbang", kargo super-transporter Airbus
Maklum, Pemerintah Cina sebenarnya telah memblokir perusahaan keuangan semua-termasuk ANT-untuk menggelar IPO selama tiga tahun terakhir. Ketentuan ini dilakukan guna mengantisipasi meluasnya resiko keuangan.
Sumber Reuters lainnya bilang ketentuan itu pula yang kini jadi hambatan ANT untuk IPO. Sayang CSRC enggan menanggapi permintaan komentar tersebut.
Sebagai informasi, Ant beberapa waktu lalu juga telah mengajukan izin untuk menjadi bank digital di Singapura. Perusahaan juga telah memperluas bisnis pembayarannya secara global termasuk menanamkan modal ke perusahaan sejenis di Asia Tenggara dan Eropa.