Reporter: Dyah Megasari |
SEOUL/SINGAPURA. Krisis Benua Biru seolah menjadi monster bagi berbagai perusahaan di penjuru dunia. Ekspansi usaha terganjal oleh melambatnya permintaan hasil produksi.
Dalam laporan teranyar yang dirilis Fitch Ratings, eksposur korporasi Asia Pacific (APAC) terhadap krisis zona euro cenderung minimal. Fitch hanya mengambil sampel 20 perusahaan dari 192 korporasi yang di rating. Dari 20 nama tersebut, paparan krisis Uni Eropa hanya akan berdampak negatif pada kegiatan operasional lima korporat, sementara yang benar-benar memiliki dampak positif terjadi pada empat perusahaan.
Menurut analisis Fitch, krisis Eropa bukanlah risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Asia. 20 perusahaan APAC memiliki eksposur ke wilayah krisis lebih rendah ketimbang domestik. Katakanlah, eksposur produksi mereka ke Uni Eropa sebesar 18% dan Amerika Serikat (AS) 21% sedangkan penjualan domestik mereka lebih tinggi yakni mencapai 52%.
Menurut lembaga pemeringkat ini, pergerakan mata uang, pola kepemimpinan dan kekuatan merek lebih signifikan dalam mempengaruhi tren kinerja perusahaan-perusahaan Asia. Hal ini dibuktikan oleh beberapa perusahaan asal Korea dan Jepang yang memiliki eksposur besar ke Eropa namun berhasil mengalahkan rival mereka.
Fitch yakin, meski Eropa memperlambat bisnis perusahaan Asia, tapi konversi penjualan ke negara lain bisa menutupi kekurangan tersebut. Namun dengan catatan, negara lain juga keluar dari krisis.
Yang jelas, fakta pertama yang ditemukan adalah agregat pendapatan keseluruhan 20 korporasi APAC paling terpengaruh, hanya mewakili 18% dari total pendapatan. Kedua, sembilan dari 20 korporasi APAC sebetulnya justru mencatat pertumbuhan pendapatan sejak krisis Eropa 2009. Dua bukti ini sangat cukup untuk menilai bahwa perusahaan Asia cukup tahan terhadap guncangan krisis.
20 perusahaan yang masuk dalam laporan Fitch ini adalah:
1. Amcor Limited ('BBB+'/Stable)
2. The Westfield Group ('A-'/Stable)
3. ZTE Corporation ('BB-'/Stable)
4. Hutchison Whampoa Limted ('A-'/Stable)
5. PT Adaro Indonesia ('BB+'/Stable)
6. SVI Public Company Limited ('BBB+(tha)'/Stable)
7. Tata Motors Ltd ('BB'/Stable)
8. Tata Steel Limited ('BB+'/Negative)
9. Nissan Motor Company ('BBB'/Stable)
10.Toyota Motor Corporation ('A'/Stable)
11. Panasonic Corporation ('BBB-'/Negative)
12. Sharp Corporation ('BBB-'/RWN)
13. Sony Corporation ('BBB-'/Negative)
14. Toshiba Corporation ('BBB-'/Stable)
15. Hyundai Motor Company ('BBB+'/Stable)
16. Kia Motor Company ('BBB+'/Stable)
17. LG Electronics ('BBB'/Negative)
18. Samsung Electronics ('A+'/Stable)
19. SK Hynix ('BB'/Stable)
20. Acer Inc. ('BB+'/Negative)