Sumber: CoinDesk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, pertanyaan utama yang mengemuka di kalangan trader kripto adalah apakah kelemahan harga Bitcoin (BTC) sudah berakhir, atau masih ada penurunan lebih lanjut yang akan terjadi?
Berdasarkan pergerakan harga Senin, tampaknya penurunan tersebut sudah mencapai titik nadir, terutama setelah pemulihan cepat dari posisi terendah harian yang menunjukkan sinyal positif.
Analisis Pergerakan Harga Bitcoin Senin lalu
Pada Senin, harga BTC sempat mengalami penurunan tajam setelah bank-bank investasi mengurangi ekspektasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga The Fed.
Beberapa di antaranya bahkan membahas kemungkinan kenaikan suku bunga setelah laporan pekerjaan yang sangat positif pada hari Jumat.
Baca Juga: MicroStrategy Tambah 2.530 Bitcoin, Total Kepemilikan Tembus 450.000 BTC
Dampak dari peristiwa ini menyebabkan harga BTC turun ke bawah zona support kunci US$90,000-US$93,000, seiring dengan penurunan indeks saham utama AS.
Namun, breakdown dari level support tersebut hanya berlangsung singkat, dan pada akhir hari, BTC kembali melonjak ke level US$94,000, membentuk pola candlestick "long-legged Doji".
Pola Candlestick Long-Legged Doji: Sinyal Kelelahan Tren Turun?
Pola candlestick long-legged Doji memiliki ekor panjang yang menunjukkan kelelahan dalam tren turun, dengan harga sempat ditarik turun oleh para penjual, namun akhirnya pembeli menguasai pasar.
Pola ini sering kali dianggap sebagai sinyal potensial adanya titik balik, terutama ketika terjadi di level support kunci atau setelah penurunan harga yang signifikan, seperti yang terlihat pada BTC baru-baru ini.
Pola Doji ini muncul di zona support (ditandai dengan garis horizontal) yang telah menghalangi pergerakan harga turun sejak akhir November, menambah keyakinan bahwa BTC mungkin telah mencapai titik dasar (bottom).
Baca Juga: Apakah Harga Bitcoin akan Jatuh di Bawah US$90.000? Simak Analisisnya
Sebagai perbandingan, pada 16 Desember, BTC mencetak pola Doji dengan ekor atas yang panjang saat harga mencapai level tertinggi rekor di atas US$108,000. Pola tersebut menandakan bahwa tren naik mulai kehabisan tenaga, dan penjual mulai mendominasi pasar.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Pergerakan harga Senin memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya titik dasar pada harga BTC, namun konfirmasi lebih lanjut diperlukan melalui pergerakan harga yang lebih tinggi. Jika BTC berhasil menembus harga tertinggi harian di US$95,900, itu dapat memberikan sinyal kuat bahwa harga telah mulai berbalik arah.
Trader yang mengandalkan analisis teknikal cenderung menunggu konfirmasi ini sebelum memasukkan order beli baru. Sementara itu, level terendah Senin di sekitar US$89,000 sekarang menjadi level kunci yang harus dilampaui oleh para bearish untuk memvalidasi pandangan mereka.
Permintaan untuk BTC tetap tinggi, dengan dinamika permintaan-penawaran yang terus condong ke arah bullish. Menurut Andre Dragosch, Kepala Penelitian Eropa di Bitwise, permintaan korporat untuk BTC telah melampaui pasokan koin baru yang tersedia tahun ini.
Baca Juga: Bitcoin Semakin Sulit Ditambang, Apa yang Akan Terjadi?
Volatilitas Harga yang Mungkin Meningkat
Volatilitas harga mungkin kembali meningkat menjelang laporan CPI (Indeks Harga Konsumen) AS pada 15 Januari, yang bisa memengaruhi ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Neal Wen, kepala pengembangan bisnis global di Kronos Research, mengatakan, "Setelah penurunan tajam pada Senin, Bitcoin rebound dari level terendah US$89K, sementara trader menantikan laporan CPI AS pada 15 Januari. Banyak altcoin juga mengikuti pergerakan serupa, dengan banyak yang mengalami kerugian lebih lanjut dalam 24 jam terakhir."
Wen menambahkan, "Pengamat pasar kini fokus pada tanda-tanda stabilitas untuk melihat apakah penurunan atau kenaikan lebih lanjut akan terjadi."