Sumber: CoinDesk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekosistem Bitcoin terus mencetak rekor baru, dengan penyesuaian kesulitan penambangan yang kini mencapai titik tertinggi sepanjang masa, yaitu 110,45 triliun.
Angka ini menunjukkan bahwa kesulitan penambangan saat ini sekitar 110,45 triliun kali lebih sulit dibandingkan dengan kesulitan pada saat blok genesis Bitcoin pertama kali ditemukan.
Apa Itu Penyesuaian Kesulitan Penambangan Bitcoin?
Penyesuaian kesulitan adalah mekanisme yang diterapkan untuk memastikan blok-blok baru Bitcoin ditemukan rata-rata setiap 10 menit. Proses ini terjadi setiap 2.016 blok, dan menyesuaikan tingkat kesulitan berdasarkan kecepatan rata-rata penambangan blok yang terjadi.
Ketika lebih banyak daya komputasi (hashrate) masuk ke jaringan, kesulitan akan meningkat untuk menjaga waktu blok tetap stabil.
Baca Juga: Bitcoin Tertekan Setelah Goldman Sachs Turunkan Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Penyesuaian kesulitan yang mencapai rekor ini juga menambah tekanan pada penambang Bitcoin, terutama karena ini merupakan penyesuaian kesulitan positif kedelapan berturut-turut. Semakin tinggi kesulitan penambangan, semakin sulit bagi para penambang untuk mendapatkan hadiah Bitcoin dari blok yang mereka tambang, yang membuat persaingan semakin sengit.
Hal ini mendorong beberapa penambang yang terdaftar di bursa saham untuk beralih ke industri komputasi berperforma tinggi (HPC) dan kecerdasan buatan (AI), mengingat mereka tidak dapat bertahan hanya dengan penambangan Bitcoin saja.
Sebagai contoh, MARA Holdings (MARA) telah menerbitkan obligasi konversi untuk membeli Bitcoin, serta mengoptimalkan pendapatan mereka dengan meminjamkan Bitcoin mereka untuk mendapatkan yield dalam satu digit.
Tren Positif dalam Penyesuaian Kesulitan: Menandai Titik Terendah dan Tertinggi Pasar
Kita tidak asing lagi dengan serangkaian penyesuaian kesulitan positif berturut-turut.
Pada musim panas 2021, setelah larangan penambangan di China yang mengakibatkan penurunan hashrate sekitar 50%, kita melihat sembilan penyesuaian kesulitan positif berturut-turut, yang berakhir bersamaan dengan puncak pasar bullish ketika harga Bitcoin mencapai sekitar US$69.000. Setelah itu, Bitcoin memasuki pasar bearish sepanjang tahun 2022.
Baca Juga: Kisah Pilu Seorang Penambang Bitcoin, Rp12,2 Triliun Hilang di Tempat Sampah
Namun, sejarah mencatat bahwa tidak selalu ada korelasi langsung antara serangkaian penyesuaian kesulitan positif dengan pergerakan harga Bitcoin.
Pada 2018, Bitcoin mengalami 17 penyesuaian positif berturut-turut dari Desember 2017, yang juga bertepatan dengan puncak pasar bullish ketika harga Bitcoin berada di sekitar US$20.000. Penyesuaian negatif pertama terjadi pada Juli 2018 ketika harga Bitcoin turun menjadi sekitar US$6.000.
Tidak Ada Tren Jelas: Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Walaupun tidak ada tren yang jelas terkait dengan penyesuaian kesulitan positif yang berulang, peristiwa ini sering kali terjadi menjelang puncak dan dasar siklus pasar. Ini menunjukkan bahwa penyesuaian kesulitan dapat menjadi indikator potensi pergerakan harga ekstrem, meskipun korelasi langsung dengan harga Bitcoin belum dapat dipastikan.
Selain itu, penting untuk mencatat bahwa kekuatan hashrate Bitcoin tetap menunjukkan performa yang stabil. Dengan rata-rata moving 7 hari di 775 EH/s, riset CoinDesk menunjukkan bahwa Bitcoin berpotensi mencapai 1 zettahash per detik sebelum halving berikutnya, yang dapat berpengaruh besar terhadap struktur pasokan dan harga Bitcoin di masa depan.
Baca Juga: Trader Legendaris Pasang Target Harga Tertinggi Bitcoin Setelah Kemungkinan Penurunan
Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa semakin sulit untuk menambang Bitcoin, dan semakin sedikit penambang yang bisa bertahan jika harga Bitcoin tidak cukup tinggi untuk menutupi biaya operasional mereka.
Inilah sebabnya beberapa penambang beralih ke sektor lain seperti HPC dan AI, dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan tambahan dari sumber pendapatan selain hasil penambangan Bitcoin.
Selain itu, dengan tingginya kesulitan penambangan, penambang yang bertahan di industri ini harus semakin efisien dalam hal teknologi dan strategi mereka, serta memanfaatkan potensi pendapatan tambahan melalui peminjaman Bitcoin dan investasi lainnya.