Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Para menteri perdagangan dan luar negeri dari kelompok Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada Selasa (9/11) sepakat, kunci pemulihan dari pandemi Covid-19 adalah perdagangan bebas dan ekonomi terbuka.
Perwakilan dari 21 negara anggota APEC bertemu secara virtual pada Selasa dengan agenda khusus untuk membahas tanggapan terhadap Covid-19. Pertemuan para menteri ini dilakukan menjelang puncak acara yang akan dihadiri pemimpin negara pada Sabtu (13/11).
Dilansir dari Channel News Asia, Selandia Baru berperan sebagi tuan rumah dalam pertemuan virtual ini.
Menteri Perdagangan Selandia Baru Damien O'Connor mengatakan, ada kesepakatan menyeluruh tentang perlunya menghindari membangun hambatan perdagangan sebagai tanggapan atas tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi.
"Perdagangan bebas, adil, dan terbuka adalah yang akan membantu ekonomi bergerak maju dari pandemi ini. Kita membutuhkan keterbukaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global. Memang, perdaganganlah yang yang menghadirkan solusi," ungkap O'Connor.
Baca Juga: China Janji Setor ke APEC Pendanaan untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Lebih lanjut, ia menyebutkan, ada sekitar 81 juta pekerjaan telah hilang di seluruh wilayah karena Covid-19 dan sangat berdampak pada rantai pasokan secara signifikan. Sayangnya, anggota APEC telah menolak proteksionisme selama krisis berlangsung.
Sejalan dengan itu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong mengatakan, memperkuat konektivitas untuk memfasilitasi akses ke barang dan layanan vital adalah sesuatu yang sangat vital.
Yong juga menyoroti peran APEC dalam memperdalam integrasi ekonomi regional, termasuk melalui Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Agenda pertemuan para pemimpin negara
Ke-21 anggota APEC secara kolektif menyumbang hampir 40% dari populasi dunia dan sekitar 60% dari ekonomi global. Pergerakan ekonomi anggota APEC dianggap akan sangat berpengaruh pada ekonomi global.
Saat bertemu pada Sabtu nanti, para pemimpin negara APEC akan membicarakan berbagai topik seperti bagaimana membuka kembali perbatasan tanpa menyebarkan virus, memastikan pemulihan pandemi yang adil dan bergerak menuju ekonomi bebas karbon.
Baca Juga: Makin serius, China bidik keanggotaan Trans Pacific Partnership
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta sebelum ini mengatakan, anggota APEC telah setuju untuk mengirim pesan yang kuat tentang penghentian kenaikan subsidi bahan bakar fosil.
Masalah ini juga menjadi poin utama dalam pembicaraan iklim COP26 di Glasgow sepekan terakhir.
Isu lain yang kemungkinan akan mamanaskan suasana adalah pengajuan diri China dan Taiwan untuk bergabung dengan CPTPP, sebuah pakta perdagangan bebas yang diikuti 11 negara besar.
Bergabungnya Taiwan jelas akan ditolak oleh China yang merasa Taiwan adalah bagian dari negaranya. Sementara Australia menolak China untuk bergabung dalam kelompok itu di tengah sengketa perdagangan yang memburuk.
Pertemuan APEC pekan ini juga sepertinya akan digunakan Amerika Serikat untuk menegaskan kembali komitmennya terkait perdagangan di Indo-Pasifik setelah bertahun-tahun kebijakan proteksionis di bawah mantan Presiden Donald Trump.