Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON/SHANGHAI. Pasar saham dan dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Senin setelah tercapainya kesepakatan antara AS dan China untuk menangguhkan pemberlakuan tarif selama 90 hari.
Dalam pernyataan bersama, kedua negara menyatakan bahwa bea masuk timbal balik akan dikurangi secara signifikan, sehingga meredakan kekhawatiran investor terhadap potensi eskalasi perang dagang.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan bahwa setelah melakukan pembicaraan dengan pejabat China di Jenewa, kedua pihak menyepakati penurunan tarif timbal balik hingga 115%.
Baca Juga: China Kembali Balas Tarif Trump, Kekhawatiran Resesi Ekonomi Global Meningkat
Pertemuan ini merupakan kontak langsung pertama antara pejabat ekonomi senior kedua negara sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat dan memberlakukan tarif tinggi terhadap produk China.
Pasar global langsung merespons positif kabar tersebut. Kontrak berjangka indeks S&P 500 dan Nasdaq naik tajam masing-masing sebesar 2,8% dan 3,6%, setelah sebelumnya mencatat kenaikan di kisaran 1,5% hingga 2%.
Di Eropa, indeks STOXX 600 meningkat 1% pada awal perdagangan. Di pasar valuta asing, dolar AS menguat terhadap mata uang utama. Euro melemah 0,8% menjadi US$ 1,1164, sedangkan dolar naik 1,1% terhadap yen menjadi 146,945. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 6 basis poin menjadi 4,435%.
Reaksi positif juga datang dari kalangan analis. Kenneth Broux, analis senior dari Societe Generale di London, menyatakan bahwa de-eskalasi konflik dagang ini mendukung penguatan aset berisiko dan menjadi perkembangan positif bagi ekonomi serta pasar keuangan AS.
Ia menambahkan bahwa dolar AS mulai mengejar ketertinggalannya terhadap penguatan ekuitas dan obligasi sejak pelemahan pada April.
Baca Juga: Tarif Dibalas Tarif, AS-China Makin Panas
Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, menilai bahwa kesepakatan ini melampaui ekspektasi, karena pemotongan tarif yang diumumkan jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Meski bersifat sementara, kesepakatan ini dinilai mampu meredakan kekhawatiran terhadap gangguan rantai pasokan global dan menjadi titik awal yang baik menuju kesepakatan jangka panjang.
Direktur riset AFS Group di Amsterdam, Arne Petimezas, menyebut langkah AS menurunkan tarif secara tiba-tiba sebagai kejutan besar.
Ia mempertanyakan kredibilitas AS untuk kembali menaikkan tarif setelah masa jeda berakhir, mengingat langkah pemangkasan tarif yang lebih cepat dari perkiraan.
Baca Juga: Cermati Efek Tarif Impor Tinggi Donald Trump ke Pasar Modal
Sementara itu, William Xin, ketua dana hedge fund Spring Mountain Pu Jiang Investment Management di Shanghai, menilai hasil pertemuan ini memberikan kepastian yang lebih besar bagi pasar. Ia memperkirakan saham Tiongkok dan mata uang yuan akan menguat dalam waktu dekat.
Kesepakatan sementara ini dianggap sebagai sinyal positif bahwa kedua negara bersedia meredakan ketegangan dan mencari solusi damai terhadap konflik dagang yang telah berlangsung lama.
Namun, para pengamat juga mengingatkan bahwa tantangan dalam merumuskan kesepakatan jangka panjang masih besar dan akan membutuhkan proses negosiasi yang tidak singkat.