Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Gubernur Bank Sentral Taiwan Yang Chin-long mengatakan pada hari Kamis (11/3/2021) bahwa Amerika Serikat dapat melabeli Taiwan sebagai manipulator mata uang. Pasalnya, Taiwan telah memenuhi tiga kriteria utama yang mendorong Washington untuk membuat keputusan semacam itu.
Melansir Reuters, saat menjawab pertanyaan anggota parlemen Taiwan, Yang menambahkan jika hal tersebut terjadi, itu tidak akan berdampak terlalu serius dan tidak akan ada kerugian langsung bagi Taiwan.
Namun Yang mengatakan, penting bagi Taiwan untuk berkomunikasi dengan Amerika Serikat tentang alasan menguatnya mata uang Taiwan, termasuk kebijakan pelonggaran kuantitatif AS dan dampak perang perdagangan AS-China, yang telah meningkatkan ekspor teknologi Taiwan dan memperluas surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat.
Data Reuters menunjukkan, penguatan dollar Taiwan sebesar 5,6% terhadap greenback di sepanjang tahun lalu adalah salah satu yang terkuat di Asia. Penguatannya bahkan terus meningkat pada tahun ini didukung oleh ekspor yang meningkat pesat dan ekonomi yang pulih kembali.
Baca Juga: China tuduh jenderal AS mengompori isu penyerangan terhadap Taiwan
Bank sentral Taiwan pada Rabu (9/3/2021) mengumumkan lonjakan besar dalam pengeluaran intervensi mata uangnya tahun lalu, kemungkinan menempatkan Taiwan di garis bidik Washington untuk dicap sebagai manipulator mata uang.
Taiwan kini telah mencapai tiga kriteria yang digunakan Washington untuk melabeli suatu negara sebagai manipulator mata uang, termasuk berapa banyak yang dibelanjakannya untuk intervensi mata uang pada tahun 2020.
Baca Juga: Soal Taiwan, China: Tak ada kompromi, Biden harus batalkan praktik berbahaya
Menurut data resmi, surplus perdagangan Taiwan dengan Amerika Serikat mencapai US$ 29,9 miliar pada tahun 2020, hampir US$ 7 miliar lebih banyak dari pada tahun 2019. Sementara surplus neraca berjalan tahun lalu sekitar 11% dari PDB. Keduanya melebihi margin yang lebar dari kriteria Washington untuk melabeli suatu negara sebagai manipulator mata uang.
Ekonomi Taiwan yang berfokus pada teknologi telah mendapat manfaat dari permintaan global untuk laptop, tablet, dan peralatan lain sehingga mendukung ledakan tenaga kerja di dalam negeri selama pandemi Covid-19.