kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS Kirim Kapal Perusak Berpeluru Kendali ke Laut China Selatan, China Murka


Rabu, 13 Juli 2022 / 20:25 WIB
AS Kirim Kapal Perusak Berpeluru Kendali ke Laut China Selatan, China Murka
ILUSTRASI. Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Benfold (DDG 65), yang dikerahkan ke Armada ke-7 AS, melakukan operasi di Laut China Selatan, Kamis (20/1/2022). U.S. Navy/Handout via REUTERS.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat atau AS mengirim sebuah kapal perusak berpeluru kendali ke Laut China Selatan bagian utara, dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan dalam sebuah langkah yang China kutuk keras.

USS Benfold melakukan perjalanan di dekat kepulauan dengan lebih dari 100 terumbu karang dan pulau-pulau, yang diduduki oleh China dan diklaim Vietnam dan Taiwan, dalam "operasi kebebasan navigasi".

Menurut AS, operasi kebebasan navigasi diperlukan untuk menegaskan hak dan kebebasan di bawah hukum internasional dalam sengketa perairan.

"Klaim maritim yang melanggar hukum dan luas di Laut China Selatan menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan laut," kata Armada ke-7 AS dalam sebuah pernyataan Rabu (13/7), seperti dikutip Reuters.  

Baca Juga: AS Janji Siap Membela Filipina Secara Militer Jika Diserang di Laut China Selatan

"Termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, perdagangan bebas dan perdagangan tanpa hambatan, dan kebebasan peluang ekonomi bagi negara-negara pesisir Laut China Selatan," ujar Armada ke-7 AS.

Beijing, yang menguasai Pulau Woody pada 1955, bereaksi marah atas kehadiran kapal perusak AS itu. Pulau Woody yang paling menonjol dalam rantai Kepulauan Paracels dan China telah membangun bandara dan fasilitas lainnya di sana.

"Pada 13 Juli, kapal perusak rudal berpemandu AS USS Benfold secara ilegal masuk ke perairan teritorial Paracel China tanpa persetujuan dari Pemerintah China," kata Tian Junli, juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China.

Langkah itu "sangat merusak perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan, dan secara serius melanggar hukum internasional dan norma-norma hubungan internasional," sebut Tian, seperti dilansir Reuters.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×