kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,72   -5,64   -0.61%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS pastikan naikkan tarif setelah China dituding mengingkari kesepakatan


Selasa, 07 Mei 2019 / 11:06 WIB
AS pastikan naikkan tarif setelah China dituding mengingkari kesepakatan


Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Negosiator perdagangan utama Presiden Donald Trump mengatakan, AS berencana menaikkan tarif barang-barang asal China pada hari Jumat karena menuduh Beijing mundur dari komitmen yang dibuatnya selama negosiasi.

Namun, pembicaraan perdagangan akan berlanjut dan delegasi China yang akan mengunjungi Washington pada Kamis dan Jumat ini. Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan hal tersebut kepada wartawan Senin di Washington. Di tengah pembicaraan itu, Lighthizer memastikan administrasi Trump berencana meningkatkan bea impor Tiongkok pada pukul 12:01 pada 10 Mei.

“Kami merasa berada di jalur yang benar untuk mencapai suatu tempat. Selama minggu lalu kami telah melihat erosi komitmen China. Kami tidak dapat menerima perubahan sikap tersebut, ”kata Lighthizer seperti dilansir Bloomberg, Selasa (7/5).

Indeks Standard & Poor’s 500 jatuh karena berita tersebut, bersama dengan saham yang sensitif terhadap perdagangan termasuk Caterpillar Inc., Apple Inc. dan saham Semiconductor Deere & Co. juga menurun.

Imbal hasil 10-tahun AS Treasury turun enam basis poin menjadi 2,47% pada Senin, dengan sebagian besar penurunan karena munculnya berita kenaikan tarif. Dolar AS jatuh terhadap yen dan mempertahankan penurunannya di awal perdagangan Asia-Pasifik pada Selasa dan bertahan di atas posisi terendah dari Senin pagi. Yuan Tiongkok juga melanjutkan penurunannya.

Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan kemunduran China dari negosiasi perang dagang tersebut sudah kian jelas selama kunjungan mereka ke Beijing pekan lalu.

"Itu berubah selama akhir pekan ketika Tiongkok mengirimkan draf baru perjanjian yang isinya mereka menarik kembali pembicaraan mereka terhadap sejumlah masalah yang memiliki potensi mengubah kesepakatan dengan sangat dramatis," kata Mnuchin.

Padahal dalam pembicaraan tersebut, Mnuchin mengklaim sekitar 90% dari pakta permasalahan keduanya telah diselesaikan. Tapi China kemudian dituding ingin membuka kembali masalah-masalah yang telah dinegosiasikan. "Kami tidak mau kembali pada dokumen yang telah dinegosiasikan di masa lalu," katanya.

Kemajuan pembicaraan perdagangan AS-China menimbulkan  keraguan setelah pengumuman Trump yang mengejutkan melaluiTwitter pada hari Minggu bahwa ia berencana menaikkan tarif barang-barang China dengan nilai perdagangan US$ 200 miliar menjadi 25% dari 10% karena pembicaraan penyelesaian perang dagang yang terlalu lambat.

Trump juga mengatakan, kalau AS  dapat mengenakan bea terhadap perdagangan dengan Tiongkok senilai US$ 325 miliar yang saat ini tidak tercakup, sebuah langkah yang akan memukul hampir semua impor dari negara Asia. 

"Penting bagi kedua belah pihak untuk terus terlibat dalam hal ini. Ini adalah dua ekonomi terbesar di dunia dan mereka perlu mengatasi masalah perdagangan mereka," kata Clete Willems, seorang mantan pejabat pemerintah yang terlibat dalam pembicaraan China hingga baru-baru ini.

Tetapi Willems mengatakan langkah menaikkan tarif seharusnya tidak mengejutkan bagi siapa pun. "Satu-satunya alasan mereka telah mencapai sejauh ini dan membuat banyak kemajuan ini adalah karena telah bersedia menerapkan tarif dan telah mengindikasikan bahwa ia akan terus meningkatkanjika masalahnya tidak diatasi," katanya.

Baik Lighthizer dan Mnuchin menolak keluhan kelompok bisnis bahwa kenaikan tarif dalam beberapa hari tidak akan memberi perusahaan waktu yang tepat untuk merencanakan.

Keduanya mengatakan Trump selalu memperingatkan bahwa tarif dapat dinaikkan pada daftar impor senilai US$ 200 miliar dengan bea masuk 10% pada September.

Kedua negara memberlakukan bea atas total barang masing-masing US$ 360 miliar tahun lalu. Trump dan Presiden China Xi Jinping telah mengumumkan gencatan senjata tarif pada 1 Desember untuk memberi waktu bagi para perunding untuk mencapai kesepakatan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×