Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Milisi Houthi yang didukung Iran dilaporkan meluncurkan dua rudal balistik anti-kapal ke kapal tanker milik Amerika Serikat pada Kamis malam.
Serangan tersebut mengenai perairan dekat kapal tersebut, namun tidak menyebabkan cedera atau kerusakan pada kapal tersebut, demikian disampaikan oleh militer Amerika Serikat.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat Yamandan telah menambah ketegangan di Laut Merah, yang sebelumnya telah mengganggu perdagangan global dan meningkatkan kekhawatiran akan kemacetan pasokan.
Baca Juga: Ganggu Rantai Pasok, China Desak Serangan Terhadap Kapal di Laut Merah Dihentikan
Grup Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengakui tanggung jawab atas serangan tersebut pada Kamis pagi.
Mereka menyatakan bahwa target serangan adalah kapal Chem Ranger, dan serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal angkatan laut.
Menurut TankerTrackers.com, layanan pemantauan yang mengawasi pergerakan kapal tanker, sebuah kapal tanker kimia yang cukup kecil dikabarkan meninggalkan pelabuhan Laut Merah di Jeddah, Arab Saudi, menuju Kuwait.
Namun, sistem identifikasi otomatis (AIS) kapal tersebut tidak berfungsi sejak Selasa sebelum melanjutkan perjalanan ke selatan melalui Yaman.
Baca Juga: Houthi Menjanjikan Keamanan Bagi Kapal Rusia dan Tiongkok di Laut Merah
Serangan terhadap kapal-kapal di dan sekitar Laut Merah oleh milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran telah memperlambat perdagangan antara Asia dan Eropa dalam beberapa minggu terakhir.
Hal ini juga menimbulkan keprihatinan di kalangan negara-negara besar, terutama dengan eskalasi konflik di Gaza.
Kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang diserang oleh Israel di Gaza.
Amerika Serikat, sejak minggu lalu, telah melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman dan pada minggu ini menjadikan mereka sebagai kelompok "teroris."
Baca Juga: Gangguan Kapal di Laut Merah Mendongkrak Harga Pengiriman Barang Via Laut
Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa serangan udara akan terus berlanjut, meskipun mengakui bahwa kemungkinan tidak dapat menghentikan serangan Houthi.
Pertikaian ini membawa risiko memperluas konflik di luar Gaza yang dikuasai oleh Hamas, dengan lebih dari 24.000 orang, atau lebih dari 1% dari 2,3 juta penduduk Gaza, dilaporkan tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober yang merupakan respons terhadap serangan yang dilakukan oleh kelompok Islam Palestina, menurut pejabat Israel, menewaskan 1.200 orang.