Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON — Pemerintah Amerika Serikat menyetujui penjualan dukungan militer ke Ukraina dalam bentuk pelatihan dan keberlanjutan operasional jet tempur F-16, dengan nilai total mencapai US$ 310,5 juta atau setara dengan Rp 5 triliun.
Dalam pernyataan resminya, Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa penjualan ini akan mencakup berbagai layanan dan perlengkapan non-senjata, termasuk modifikasi dan peningkatan pesawat, pelatihan personel untuk operasional dan pemeliharaan, suku cadang, peralatan darat, perangkat lunak, hingga dukungan teknis dan logistik dari pemerintah maupun kontraktor AS.
Baca Juga: Trump dan Zelenskiy Kembali Berselisih, AS Ancam Hentikan Perundingan Rusia-Ukraina
Penjualan ini telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) dan telah diberitahukan kepada Kongres AS.
Menurut DSCA, penjualan yang diusulkan tersebut sejalan dengan kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat, karena akan memperkuat pertahanan Ukraina sebagai negara mitra strategis di Eropa yang mendukung stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan.
Tonton: Trump Minta Anggaran Pertahanan US$892,6 Miliar, Perkuat Militer & Cegah Agresi China
Persetujuan Departemen Luar Negeri AS potensi penjualan peralatan dan pelatihan serta dukungan F-16, ke Ukraina senilai US$ 310 juta, diungkapkan oleh Pentagon pada hari Jumat.
Beberapa hari sebelum kesepakatan, Ukraina dan AS menandatangani kesepakatan yang sangat dipromosikan oleh Presiden AS Donald Trump, untuk memberikan AS akses istimewa ke transaksi mineral Ukraina baru dan mendanai investasi dalam rekonstruksi Ukraina.
Ukraina sebelumnya telah menerima jet F-16 dari sekutu AS berdasarkan transfer jet yang disahkan oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden. Trump tidak terlalu bersemangat untuk membantu Kyiv dengan dukungan senjata, sebaliknya mengandalkan transfer yang disahkan oleh Biden.
Baca Juga: AS Hentikan Sementara Bantuan Militer, Ukraina Hadapi Tantangan Baru
Mengutip Reuters, di bawah Biden, senjata dan peralatan senilai lebih dari US$ 31 miliar dijanjikan ke Ukraina berdasarkan Otoritas Penarikan Presiden (PDA), yang memungkinkan presiden untuk menyetujui transfer cepat ke negara-negara asing dari persediaan militer AS, tanpa harus meminta persetujuan kongres.
Senjata-senjata ini dan senjata-senjata lain yang dibeli dengan dana AS atas nama Ukraina dan dikirim melalui saluran yang sama terus mengalir. Penjualan ini terpisah dari itu, dan merupakan kesepakatan senjata aktual yang kontraktor utamanya meliputi Lockheed Martin Aeronautics, BAE Systems, dan AAR Corporation, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Penjualan tersebut dapat mencakup modifikasi dan peningkatan pesawat, pelatihan penerbangan, pemeliharaan, dan dukungan pemeliharaan; suku cadang, perbaikan, peralatan penanganan darat, perangkat lunak rahasia, publikasi rahasia, dan dukungan.