Sumber: CNN,Forbes | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gedung Putih mengatakan, Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam upaya global untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin virus corona karena inisiatif tersebut dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melansir CNN, keputusan ini akan membuat AS terisolasi dari lebih 170 negara yang terlibat dalam inisiatif COVAX yang berupaya menyediakan akses ke vaksin yang efektif untuk seluruh dunia.
"Amerika Serikat akan terus melibatkan mitra internasional kami untuk memastikan kami mengalahkan virus ini, tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh WHO dan China yang korup," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip CNN.
Baca Juga: WHO tegaskan vaksin Covid-19 barang umum milik publik
Selain menggarisbawahi ketidakpercayaan lama Trump terhadap aliansi global dan, khususnya, kritiknya terhadap WHO, keputusan tersebut menandai pertaruhan penting pada Operation Warp Speed, upaya pemerintah federal untuk mempercepat pengembangan obat-obatan, vaksin, dan langkah-langkah lain untuk memerangi pandemi.
Dua vaksin Covid-19 sedang dalam uji coba Tahap 3 di AS - yang dibuat oleh Moderna dan Pfizer / BioNTech. Adapun dua vaksin lainnya diharapkan dapat memulai uji coba Tahap 3 pada pertengahan September.
Baca Juga: WHO: Membuka kembali tanpa ada pengendalian Covid-19 merupakan sumber dari bencana
"Di bawah kepemimpinan Presiden Trump, penelitian, pengembangan, dan uji coba vaksin dan terapeutik telah maju dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghasilkan obat-obatan inovatif dan efektif yang didorong oleh data dan keamanan dan tidak terhambat oleh birokrasi pemerintah," kata Deere.
Trump, yang telah lama menghindari aliansi dan institusi global, semakin menyalahkan pihak lain, termasuk China dan WHO, di tengah pengawasan terhadap tanggapan pemerintahannya sendiri terhadap pandemi.
Pada Juli, pemerintahan Trump memberi tahu Kongres dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa AS secara resmi menarik diri dari WHO.
Baca Juga: Muncul happy hypoxia, berikut 11 gejala virus corona menurut WHO
Penarikan diri, yang mulai berlaku Juli, menuai kritik dari anggota parlemen bipartisan, asosiasi medis, organisasi advokasi dan sekutu di luar negeri. Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden sebelumnya berjanji untuk membatalkan keputusan "pada hari pertama (nya)" jika terpilih.
Baca Juga: WHO tak lagi ambisius soal program 'vaksin Covid-19 untuk semua', ini sebabnya
Para kritikus mempertanyakan apakah WHO cukup independen, mengingat kekayaan dan kekuasaan China yang meningkat. Mereka menunjuk pada pujian berlebihan dari WHO atas tanggapan China terhadap pandemi virus corona.
Berikut sejumlah fakta tentang Program Covax WHO seperti yang dilansir dari Forbes:
- Covax dipimpin bersama oleh WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan Gavi, yang bertujuan untuk membeli 2 miliar dosis suntikan vaksin Covid-19 potensial dari beberapa produsen vaksin pada akhir tahun 2021 dan mendistribusikannya ke seluruh dunia.
- Minggu lalu, WHO mengumumkan bahwa Covax berencana untuk bekerja sama dengan produsen vaksin untuk memberikan akses yang adil kepada negara-negara di seluruh dunia atas vaksin yang aman dan efektif, setelah dilisensikan dan disetujui.
- Pada hari Senin, Komisi Eropa mengonfirmasi akan memberikan kontribusi 400 juta euro (US$ 478 juta) untuk inisiatif tersebut, dan WHO mengatakan Jerman juga telah bergabung dengan pakta tersebut.