kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Australia kirimkan bantuan untuk atasi tumpahan minyak di Solomon


Minggu, 03 Maret 2019 / 22:50 WIB
Australia kirimkan bantuan untuk atasi tumpahan minyak di Solomon


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Luar Negeri, Australia mengatakan pada Minggu (3/3) waktu setempat bahwa Australia telah mengirim lebih banyak bantuan ke negara Pasifik yakni Kepulauan Solomon. Hal ini dalam upaya menghentikan minyak dari kapal kargo darat yang menghancurkan tempat perlindungan laut yang terdaftar sebagai warisan dunia tersebut.

Mengutip laman Reuters.com pada Minggu (3/3) pukul 19.20 WIB setidaknya 75 ton minyak telah tumpah dari pengangkut massal berbendera Hong Kong di Solomon sejak 5 Februari 2018.

Kapal itu membawa 700 ton minyak ketika kandas dan ada kekhawatiran bahan bakar yang tersisa akan merusak Pulau Rennell, serta terumbu karang terbesar di dunia yang mana rumah bagi banyak spesies biota laut langka.

"Australia tetap sangat khawatir dengan risiko berkelanjutan dari tumpahan minyak besar," kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne dalam rilisnya pada hari Minggu (3/3).

Kabarnya hingga 75 ton minyak bahan bakar berat dari kapal telah tersebar di laut dan garis pantai pulau tersebut yang mencemari area sekitar. Mengingat meningkatnya kerusakan ekologis, dan kurangnya aksi oleh entitas komersial yang terlibat, Pemerintah Kepulauan Solomon telah meminta bantuan Australia.

Payne mengatakan sebagai tanggapan, Australia mengirim peralatan, kapal, dan para ahli di bawah kepemimpinan Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA).

Asal tahu saja, United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) mencatat setengah bagian timur Pulau Rennell adalah salah satu kekayaan alam pertama yang dituliskan dalam daftar warisan dunia. Ditambah di sana merupakan rumah bagi 1.200 orang Polinesia yang hidup dengan bertani, berburu, dan mencari nafkah.

Persekitakan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situs tersebut tersapat formasi batu kapur yang unik, sebuah danau besar dan hutan lebat. Bahkan dibilang sebagai laboratorium alami laut yang baik untuk studi ilmiah.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×