kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.206   64,80   0,91%
  • KOMPAS100 1.107   11,94   1,09%
  • LQ45 879   12,35   1,43%
  • ISSI 221   0,71   0,32%
  • IDX30 449   6,58   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,75   1,08%
  • IDX80 127   1,49   1,19%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Jual akun palsu, Facebook dan Instagram tuntut perusahaan berbasis di China


Minggu, 03 Maret 2019 / 21:38 WIB
Jual akun palsu, Facebook dan Instagram tuntut perusahaan berbasis di China


Sumber: Businessinsider | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Facebook dan unit perusahaannya, Instagram, menuntut empat perusahaan dan tiga orang yang berbasis di China ke pengadilan federal San Francisco pada Jumat (1/3). Penyebabnya, tertuntut tersebut mempromosikan penjualan akun, like, dan follower palsu melalui paltformnya.

Empat perusahaan asal China itu adalah 9 Xiu Shenzhen, 9 Xiu Feishu, 9 Xiufei, dan Home Network yang berbasis di Longyan dan Shenzhen. Mereka adalah produsen elektronik, perangkat keras, penyedia perangkat lunak, dan layanan iklan online.

Berdasarkan penelusuran Facebook, perusahaan-perusahaan tersebut menjual akun palsu selama dua tahun terakhir. Bahkan, Facebook menemukan bahwa akun palsu juga dijual melalui Amazon, Apple, Google, Linkedin, dan Twitter.

Facebook mengatakan, akun palsu tersebut dapat digunakan untuk tujuan jahat berupa kampanye spam dan phishing, kampanye dengan informasi yang salah, penipuan pemasaran, penipuan iklan, dan skema penipuan lainnya.

Perusahaan asal Amerika Serikat ini melakukan penuntutan ini demi melawan eksploitasi komersial jaringan sosialnya. “Dengan mengajukan gugatan, kami berharap dapat memperkuat bahwa aktivitas penipuan semacam ini tidak bisa ditolerir. Kami akan bertindak untuk melindungi integritas platform kami," kata Wakil Presiden dan Wakil Penasihat Umum Facebook Paul Grewal sepertri dikuitp Business Insider.

Alasannya, Facebook telah menjalankan pengawasan ketat atas penggunaan data pribadi dan konten berbahaya terhadap 2,7 miliar pengguna bulanannya.

Perusahaan ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi akun-akun palsu di dalam jaringannya. Facebook dan Instragram telah menonaktifikan sebanyak 2,1 miliar akun palsu sejak Januari hingga September 2018.

“Hal tersebut sering kali dilakukan hanya dalam beberapa menit setelah pembuatan akun," kata Facebook dan Instagram dalam laporan tertulisnya.

Bahkan, lebih dari 600.000 orang Amerika mengikuti akun Instagram dan Facebook palsu yang diduga terkait dengan Rusia. Pada bulan Januari 2019, Facebook mengumumkan akan menghapus ratusan akun yang terhubung ke Iran dan Rusia yang menyebarkan informasi palsu.

Sementara itu, Februari lalu, Facebook menghapus halaman dan akun yang terlibat dalam "perilaku tidak otentik yang terkoordinasi" yang menargetkan orang-orang di Moldova yang bakal mengikuti pemilihan umum.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×