kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Badai Matahari bergerak dengan kecepatan 300 km per detik siap menghantam Bumi


Kamis, 17 Juni 2021 / 13:32 WIB
Badai Matahari bergerak dengan kecepatan 300 km per detik siap menghantam Bumi
ILUSTRASI. Badai Matahari bergerak dengan kecepatan 300 km per detik siap menghantam Bumi


Sumber: Express.co.uk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badai Matahari (Solar winds) tengah bergerak dan siap menghantam Bumi. Para ahli mengatakan badai matahari ini dapat menyebabkan kekacauan geomagnetik di Bumi.

Melansir Express.uk, badai matahari ini lahir dari suar yang berasal dari bintik matahari yang dekat dengan Bumi. Para ahli meyakini badai matahari bisa mencapai Bumi pada hari Rabu (16/6) kemarin dan terus membombardir planet kita selama 24 jam ke depan.

Menurut situs astronomi Space Weather, Badai Matahari bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 kilometer (km) per detik. Artinya kecepatannya ini melebihi satu juta kilometer per jam.

Peneliti dari Space Weather, Dr Tony Philips mengatakan, kekacauan geomagnetik kecil kemungkinan terjadi pada tanggal 15-16 Juni 2021 ketika aliran angin matahari menghantam medan magnet Bumi.

Baca Juga: China mulai melakukan penjelajahan di permukaan planet Mars

"Material gas mengalir dari lubang selatan di atmosfer matahari. Bulan sabit yang membesar kemungkinan tidak akan mengganggu aurora lintang tinggi," ujarnya.

Untungnya, ia mengatakan, badai matahari kali ini tidak akan menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada aurora.

Aurora yang meliputi cahaya utara, aurora borealis dan cahaya selatan, aurora australis, disebabkan ketika partikel matahari menabrak atmosfer.

Saat magnetosfer dibombardir oleh badai matahari, cahaya biru yang menakjubkan dapat muncul saat lapisan atmosfer itu membelokkan partikel tersebut.

Untungnya waktu kejadian tersebut telah berlalu dan belum ada laporan kerusakan yang besar terhadap aktivitas di Bumi.

Selanjutnya: Saksikan hujan meteor akhir pekan ini



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×