Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Pompeo di UEA
Arab Saudi, meski tidak mengutuk kesepakatan UEA-Israel, telah menolak untuk menormalisasi hubungan sampai Israel menandatangani perjanjian perdamaian yang diakui secara internasional dengan Palestina. Negara-negara Teluk lainnya termasuk Oman, Qatar dan Kuwait juga menghadapi hambatan untuk memanaskan hubungan dengan Israel, kata Cinzia Bianco, seorang peneliti di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Dia mengatakan di negara-negara ini "oposisi populer terhadap normalisasi masih cukup tinggi", meski pun ada sentimen yang lebih dingin untuk perjuangan Palestina di antara beberapa kalangan pemuda, terutama di Arab Saudi. Setelah Bahrain, Pompeo menuju ke UEA, perhentian terakhir dari turnya.
Baca juga: Bukan kantor & sekolah, inilah zona penularan COvid-19 tertinggi hasil studi Jerman
Di UEA, Pompeo bertemu dengan Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Penasihat Keamanan Nasional, Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan. Dalam unggahannya di Twitter, pertemuan itu untuk memberi UEA selamat atas Persetujuan Abraham dan membahas pembangunan perdamaian serta stabilitas regional, termasuk mendukung gencatan senjata di Libya dan persatuan Teluk.
Pada Selasa, dia berbicara melalui telepon dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang dipandang sebagai kekuatan pendorong di balik perjanjian dengan Israel, yang masih menunggu negosiasi mengenai sejumlah detail sebelum secara resmi ditandatangani.
Keduanya membahas kesepakatan itu "dan prospek untuk memperkuatnya fondasi perdamaian dan stabilitas di kawasan", kata kantor berita resmi Emirat WAM. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan bahwa kesepakatan UEA bergantung pada penjualan jet tempur F-35 AS ke Emirates, dengan mengatakan dia menentang langkah yang dapat mengurangi keunggulan strategis Israel di wilayah Negara Teluk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berkomitmen Membentuk Negara Palestina, Raja Bahrain Tolak Normalisasi dengan Israel ",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca