kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bandara Kabul Afganistan rusuh, ini yang terjadi


Selasa, 17 Agustus 2021 / 06:18 WIB
Bandara Kabul Afganistan rusuh, ini yang terjadi
ILUSTRASI. Ribuan orang yang putus asa untuk melarikan diri dari Afghanistan memadati bandara Kabul pada Senin (16/8/2021). REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KABUL. Ribuan orang yang putus asa untuk melarikan diri dari Afghanistan memadati bandara Kabul pada Senin (16/8/2021). Kondisi ini terjadi setelah Taliban merebut ibu kota.

Banyaknya orang yang berkerumun mendorong Amerika Serikat untuk menghentikan evakuasi ketika Presiden Joe Biden menghadapi kritik yang meningkat atas penarikan AS terhadap pasukannya.

Melansir Reuters, kerumunan massa yang berusaha melarikan diri tampak berkumpul di bandara. Menurut rekaman yang diposting oleh penyiaran televisi swasta Afghanistan, Tolo news, Beberapa dari mereka bahkan nekat berpegangan pada pesawat angkut militer AS saat meluncur di landasan tunggal.

Sementara, seorang pejabat AS menceritakan, pasukan AS melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah orang-orang masuk ke penerbangan militer yang ditujukan untuk mengevakuasi diplomat dan staf kedutaan AS.

Baca Juga: Konflik Afganistan hingga data ekonomi global bikin sejumlah bursa Asia melemah

Lima orang dilaporkan tewas dalam kekacauan tersebut, yang memaksa penghentian sementara waktu dalam penerbangan evakuasi. Seorang saksi mata mengatakan tidak jelas apakah mereka ditembak atau tewas karena terinjak-injak. Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters dua pria bersenjata telah terbunuh oleh pasukan AS di sana selama 24 jam terakhir. 

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan ada indikasi bahwa satu tentara AS terluka.

Sebuah pesawat evakuasi Jerman dialihkan ke ibu kota Uzbekistan, Tashkent, karena tidak bisa mendarat di Kabul, yang terletak di lembah yang dikelilingi pegunungan. 

Baca Juga: Presiden Afghanistan tinggalkan negara untuk menghindari pertumpahan darah

Sedangkan pesawat yang lain mengelilingi kota, meskipun pihak berwenang mengatakan pada Senin malam, sebuah pesawat angkut militer telah mendarat untuk mengevakuasi warga negara asing dan staf Afghanistan.

Pihak berwenang AS juga mengkonfirmasi bahwa lapangan terbang telah dibuka kembali.

Penaklukan cepat Taliban atas Kabul mengikuti keputusan Biden untuk menarik pasukan AS setelah 20 tahun perang yang ia gambarkan telah menelan biaya lebih dari US$ 1 triliun.

Jatuhnya kota-kota Afghanistan dalam kurun waktu yang sangat cepat, dalam hitungan hari dan bukan bulan seperti yang diprediksi oleh intelijen AS, dan ketakutan akan tindakan keras Taliban terhadap kebebasan berbicara dan hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan, telah memicu kritik.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin sore, Biden membela keputusannya. Dia bersikeras harus memutuskan antara meminta pasukan AS untuk berperang tanpa henti dalam apa yang dia sebut perang saudara Afghanistan atau menindaklanjuti kesepakatan untuk pergi yang dinegosiasikan oleh mantan Presiden Partai Republik Donald Trump.

Baca Juga: Taliban rebut kota dekat Kabul, Presiden Afganistan lakukan pembicaraan darurat

"Saya berdiri tegak di belakang keputusan saya," kata Biden. "Setelah 20 tahun, saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kami masih di sana."

Dia menyalahkan pengambilalihan Taliban pada para pemimpin politik Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu dan keengganan tentara Afghanistan untuk berperang. 

Demokrat telah menghadapi rentetan kritik, bahkan dari diplomatnya sendiri, atas penanganannya terhadap keluarnya AS, penarikan pasukan dan kemudian mengirim kembali ribuan tentara untuk membantu evakuasi.

"Afghanistan hilang ... setiap teroris di seluruh dunia bersorak," kata Pemimpin Minoritas Senat Republik Mitch McConnell kepada wartawan di negara bagian asalnya, Kentucky.

Selanjutnya: Presiden Afganistan lakukan pembicaraan darurat setelah Taliban ancam Kabul




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×