Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Mantan bintang petenis dunia Boris Becker telah berbicara tentang rasa syok dan rasa malunya karena dinyatakan bangkrut di persidangan atas dugaan tindakan tidak jujur dalam mendeklarasikan aset-asetnya.
Mengutip BBC, Juara Grand Slam enam kali itu mengatakan kepada Southwark Crown Court bahwa publisitas buruk merusak "merek Becker" dan mengurangi pendapatannya.
Becker dinyatakan bangkrut pada tahun 2017 dan dituduh bertindak tidak jujur dalam penyerahan aset termasuk piala dan medali.
Dia menyangkal 24 tuduhan terhadapnya.
Pengadilan mendengar keputusan kebangkrutan datang beberapa hari sebelum turnamen Wimbledon tahun itu, di mana dia bekerja untuk BBC serta televisi Australia dan Jepang.
Becker mengatakan dia merasa "sangat malu".
Baca Juga: Siapkan Penerus, Bernard Arnault, Orang Terkaya ke-3 Dunia Perpanjang Masa Jabatan
"Karena itu berita dunia, dan saya berjalan melewati gerbang Wimbledon dan semua orang tahu. Saya malu karena saya bangkrut," jelasnya.
Dia mengatakan kepada juri bahwa kebangkrutan juga terjadi di tengah-tengah "masa stres" dengan istrinya saat itu Sharlely "Lilly" Becker, sementara mereka tinggal di "tempat terpisah" di sebuah rumah sewaan seharga £ 22.000 per bulan di Wimbledon, selatan- London barat.
Becker, yang tiba di pengadilan bergandengan tangan dengan rekannya Lilian de Carvalho Monteiro, duduk di kotak saksi pada hari Senin untuk memberikan bukti, karena juri diberitahu bahwa dia mengalami cedera pada pergelangan kaki dan lututnya.
Baca Juga: Badan Usaha di Indonesia: Pengertian, Jenis, serta Ciri-Ciri dan Contohnya
Sebelumnya, Reuters memberitakan, Becker dituding telah bertindak tidak jujur dengan gagal menyerahkan aset termasuk trofi tunggal Wimbledonnya sebelum dan sesudah ia dinyatakan pailit pada tahun 2017.
Media Inggris mengutip jaksa Rebecca Chalkley yang mengatakan Becker bertindak tidak jujur terkait sejumlah asetnya.
"Penuntut mengatakan Tuan Becker melakukan ini sebelum dan sesudah tanggal perjanjian kebangkrutannya dengan tidak mengungkapkan, tidak menyediakan, atau menyerahkan, atau memindahkan aset atau barang berharga."
Tuduhan itu termasuk sembilan tuduhan tidak menyerahkan piala dan penghargaan serta menyembunyikan properti senilai lebih dari 1,5 juta euro ($ 1,65 juta).
“Masalahnya bermuara pada masalah ketidakjujuran dan pengetahuan sehari-hari. Itulah yang kami katakan adalah inti dari kasus ini," kata jaksa.
