CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Bank of Japan Berharap Pertahankan Target Inflasi 2% di Tengah Risiko Perubahan Iklim


Minggu, 10 November 2024 / 06:40 WIB
Bank of Japan Berharap Pertahankan Target Inflasi 2% di Tengah Risiko Perubahan Iklim
ILUSTRASI. Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda. Bank of Japan (BOJ) berharap dapat mempertahankan target inflasi 2% bahkan jika perubahan iklim menyebabkan guncangan harga di masa mendatang. (photo by Yoshio Tsunoda/AFLO)


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank of Japan (BOJ) berharap dapat mempertahankan target inflasi 2% bahkan jika perubahan iklim menyebabkan guncangan jangka panjang pada perkembangan harga di masa mendatang.

Namun Gubernur Kazuo Ueda mengatakan pada Sabtu (9/11) mengatakan, Bank of Japan akan memantau dengan cermat bagaimana dampak ekonomi dari perubahan iklim, serta dampak dari langkah-langkah pemerintah untuk mempromosikan transisi hijau, dapat mempengaruhi ekspektasi inflasi.

"Kami ingin mempertahankan target inflasi pada level saat ini, bahkan jika guncangan perubahan iklim terjadi," kata Ueda pada sebuah konferensi di Basel, yang dipantau melalui umpan langsung YouTube seperti dikutip dari Reuters. 

Baca Juga: Safe Haven, Portofolio Andalan Saat Ketidakpastian Politik dan Ekonomi

"Tetapi saya tentu saja khawatir apa yang akan terjadi pada ekspektasi inflasi."

Ueda yang berbicara dalam konferensi yang diadakan untuk membahas dampak perubahan iklim terhadap ekonomi dan kebijakan moneter tersebut mengatakan, Jepang kemungkinan akan memperkenalkan pajak karbon di masa mendatang, yang dapat mempengaruhi ekspektasi inflasi.

Subsidi pemerintah untuk mendorong transisi hijau juga dapat menciptakan tekanan inflasi dalam jangka pendek. 

"Meskipun Jepang dapat mengakomodasi kekuatan inflasi tersebut untuk sementara waktu karena inflasi yang mendasarinya saat ini masih di bawah 2%," katanya.

Baca Juga: Tingkat Upah di Jepang Naik, BOJ Percaya Inflasi Bakal Terdorong

Berdasarkan strategi transisi hijaunya, pemerintah Jepang akan memberikan dukungan fiskal senilai 20 triliun yen ($131 miliar), atau 3% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut, kepada perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan selama 10 tahun ke depan.

Pada tahap kedua strategi tersebut, pemerintah berencana untuk memperkenalkan penetapan harga karbon dan mengoperasikan sistem perdagangan emisi yang lengkap pada tahun fiskal 2026, dan untuk mengenakan biaya tambahan bahan bakar fosil pada tahun fiskal 2028.

Konferensi tersebut diselenggarakan bersama oleh Bank for International Settlements, BOJ, Bank of Spain, dan Network for Greening the Financial System.

($1 = 152,6300 yen)

Selanjutnya: Apakah Gelas yang Hanya untuk Minum Air Putih Harus Sering Dicuci?

Menarik Dibaca: Apakah Gelas yang Hanya untuk Minum Air Putih Harus Sering Dicuci?


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×