Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - MANILA. Bank sentral Filipina memutuskan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Kamis (17/11) untuk melawan inflasi yang melonjak dan sebagai upaya mengurangi pelemahan mata uang peso dari pergerakan suku bunga The Fed atau Federal Reserve Amerika Serikat.
Mengutip dari Reuters pada Selasa (15/11), Filipina menghadapi inflasi sebesar 7,7% pada bulan Oktober 2022, jauh di atas kisaran target bank sentral sebesar 2% sampai dengan 4%. Para ekonom memperkirakan, suku bunga pinjaman akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Reuters melaporkan, Bangko Sentral ng Pilipinas (BPS) telah mengisyaratkan awal bulan November ini berencana untuk menaikkan jumlah suku bunga untuk menyamai The Fed.
Mata uang peso mengalami penurunan lebih dari 11% di tahun ini dan inflasi mencapai level tertinggi sejak 14 tahun terakhir di bulan Oktober ini. 19 ekonom mengatakan, BSP akan menaikkan suku bunga pinjaman overnight menjadi 5,00% pada 17 November 2022 dari yang saat ini sebesar 4,25%. Jika rencana tersebut benar-benar terjadi, maka kebijakan suku bunga mencapai level tertinggi sejak Maret 2009.
Baca Juga: Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang
"Kenaikan suku bunga yang agresif akan mempertahankan perbedaan suku bunga 100bp dengan suku bunga Fed, yang dapat membantu menstabilkan PHP (peso) terhadap USD di tengah defisit transaksi yang berjalan saat ini," kata Aris Dacanay, ekonom di HSBC.
Aris bilang, kenaikan 75bp juga dapat mengendalikan permintaan dan menurunkan inflasi setelah melonjak 5,9% year on year pada Oktober 2022.
BSP telah menaikkan suku bunga utamanya dengan total 225 basis poin sejak Mei 2022. Namun, terlepas dari kenaikan suku bunga yang terjadi secara berturut-turut, peso menjadi salah satu mata uang di Asia dengan kinerja terburuk.
Tiga perempat responden, 12 dari 16 survei yang dilakukan oleh Reuters, memperkirakan kenaikan 50 basis poin di bulan Desember 2022 menjadi 5,50%. Dua responden mengatakan 5,25%, satu responden mengatakan 5,75% sementara yang lain memperkirakan suku bunga akan bertahan di bulan Desember.
Baca Juga: Lima Bank Sentral di ASEAN Menandatangani MoU Pembayaran Lintas Batas Regional
Untuk kuartal I 2023, para ekonom terbagi secara merata. Enam dari 16 ekonom memperkirakan kenaikan 50 basis poin, lima ekonom memperkirakan pergerakan 25 basis poin sementara lima ekonom lainnya tidak mengharapkan pergerakan apa pun setelah Desember 2022.
Perkiraan median menunjukkan tingkat terminal yang lebih tinggi 5,75% pada akhir kuartal I 2023, dibandingkan dengan ekspektasi 5,00% pada akhir Desember 2022 dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters pada September 2022. Empat bank besar seperti, Goldman Sachs, Nomura, DBS, dan UOB, memperkirakan tingkat terminal setinggi 6,00% sementara HSBC memperkirakan 6,25%.













