Sumber: Indian Express | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Apakah Spotify telah berupaya mengatasi masalah ini?
Spotify meningkatkan sistem royaltinya pada tahun 2017 dan meluncurkan sistem pelaporan tahunan bernama inisiatif 'Loud and Clear' pada tahun 2021 untuk transparansi yang lebih baik.
Sistem ini menekankan bahwa perusahaan membayar label, penerbit, dan agregator, tetapi bukan artis. Pembayaran langsung merupakan tuntutan utama para musisi.
Spotify juga mencoba mengatasi isu-isu lain. Spotify memperkenalkan aturan baru bagi orang-orang yang mencoba mengakali sistem dengan merilis musik dalam jumlah besar, dan memperkenalkan aturan minimal 1.000 pemutaran sebelum sebuah lagu mendapatkan royalti.
Spotify juga menargetkan trek 'noise' pendek di bawah 30 detik, yang dibuat khusus untuk menghasilkan royalti. Durasi minimumnya ditingkatkan menjadi dua menit.
Tonton: Royalti Bikin Bingung, PO Primajasa 'Puasa' Musik, Cek Tarif Royalti Lagu untuk Bus
Spotify baru-baru ini mengklaim sedang berupaya mendeteksi musik buatan AI. Namun, Spotify belum menanggapi kontroversi seputar investasi Ek. Akibatnya, kesenjangan antara nilai artistik dan langkah strategis salah satu platform streaming terbesar ini terus melebar.
"Saya yakin orang-orang akan mengkritiknya dan itu tidak masalah. Secara pribadi, saya tidak khawatir. Saya lebih fokus melakukan apa yang saya anggap benar dan saya 100 persen yakin bahwa ini adalah hal yang tepat untuk Eropa," ujar Ek kepada The FT.