Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Setelah mengurangi tensi kekerasan bersenjata selama sepekan, Amerika Serikat (AS) dan Taliban sepakat menandatangani perjanjian bersejarah pada Sabtu (29/2).
Perjanjian ini akan menggerakkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan berpotensi membuka jalan untuk mengakhiri perang Amerika dengan Taliban yang berkepanjangan.
Baca Juga: Taliban terbuka gencatan senjata 10 hari dengan AS bila perundingan di Doha berhasil
Perjanjian tersebut ditandatangani di Doha, Qatar, oleh Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad yang juga kepala perunding AS dalam pembicaraan dengan Taliban, dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala perunding Taliban. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyaksikan penandatanganan perjanjian bersejarah itu.
Berbicara pada acara itu, Pompeo mengatakan, AS akan mengamati dengan seksama kepatuhan Taliban dengan komitmen mereka dan mengkalibrasi langkah penarikan pasukan AS atas komitmen Taliban.
"Inilah bagaimana (kami) akan memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi berfungsi untuk teroris internasional," kata Pompeo seperti dikutip CNN.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper berada di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu (29/2) untuk upacara deklarasi bersama dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Menurut Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib, deklarasi bersama AS-NATO-Afghanistan mencakup penarikan pasukan asing selama 18 bulan.
"Tapi itu tergantung pada perjanjian antara Taliban dan Amerika Serikat. Jika kondisi itu tidak terpenuhi, tanggal ini juga akan berubah," katanya.
Baca Juga: Trump melakukan perjalanan rahasia ke Afganistan untuk bertemu pasukan AS