kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biden harus segera berbicara dengan Raja Saudi, ada apa?


Jumat, 26 Februari 2021 / 04:40 WIB
Biden harus segera berbicara dengan Raja Saudi, ada apa?
ILUSTRASI. Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada hari Kamis mengatakan, Presiden AS Joe Biden harus berbicara sesegera mungkin dengan Raja Arab Saudi Salman. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada hari Kamis mengatakan, Presiden AS Joe Biden harus berbicara sesegera mungkin dengan Raja Arab Saudi Salman. Dia mengeluarkan pernyataan tersebut menjelang dirilisnya laporan intelijen AS tentang pembunuhan 2018 terhadap jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.

Sumber Reuters membisikkan, rilis laporan tengah menanti panggilan kedua pimpinan negara tersebut. Perilisan itu juga ditunda karena Penguasa de facto Kerajaan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menjalani operasi pada awal pekan ini.

"Kontak dengan Saudi sangat penting," kata orang itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Belum jelas apakah panggilan tersebut akan dilakukan pada hari Kamis, sehingga perilisan laporan bakal dilakukan pada hari Jumat.

Baca Juga: Laporan intelijen AS tentang Khashoggi diprediksi mengarah pada Putra Mahkota Saudi

Menurut Reuters, laporan tersebut adalah versi yang tidak diklasifikasikan dari penilaian intelijen AS yang sangat rahasia yang menurut sumber-sumber mengarah pada Putra Mahkota Arab, yang dikenal di Barat sebagai MbS. MbS disebut-sebut menyetujui pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018 di konsulat Kerajaan di Istanbul.

Khashoggi, yang menulis kolom Washington Post dan kerap mengkritik kebijakan putra mahkota, adalah seorang warga AS.

Rilis laporan yang tidak diklasifikasikan tentang kematiannya - diamanatkan oleh undang-undang pertahanan 2019 - adalah bagian dari kalibrasi ulang hubungan AS-Saudi Biden, yang sebagian besar disebabkan atas pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Larangan permanen untuk penanaman pohon palem di seluruh tanah Arab, ada apa?

Tetapi Biden telah menjelaskan bahwa dia ingin mempertahankan hubungan yang kuat dengan salah satu sekutu Arab terdekat Washington.

"Administrasi kami difokuskan untuk mengkalibrasi ulang hubungan tersebut," kata Psaki dalam briefing Gedung Putih. “Dan tentu saja ada area di mana kami akan mengungkapkan keprihatinan dan membiarkan opsi akuntabilitas tetap terbuka.”

"Ada juga area di mana kami akan terus bekerja dengan Arab Saudi mengingat ancaman yang mereka hadapi di kawasan itu," tambahnya dengan merujuk pada saingan utama Arab Saudi, Iran.

Dia menambahkan, "Ada serangkaian tindakan yang akan dilakukan terkait Arab Saudi," kata Psaki. 

Baca Juga: Kembangkan senjata, Arab Saudi alokasikan anggaran jumbo ke industri militer

Dia menambahkan bahwa langkah selanjutnya adalah Biden berbicara dengan Salman segera mungkin.

Khashoggi dibujuk untuk datang ke kedutaan Saudi di Turki. Di sana, dia dibunuh oleh tim yang terkait dengan MbS dari operator Saudi, yang memotong-motong tubuhnya. Hingga kini, potongan tubuhnya tidak pernah ditemukan.

Arab Saudi menyebut kematian Khashoggi sebagai operasi ekstradisi "nakal" yang kacau, tetapi membantah bahwa putra mahkota terlibat.

Lima orang dihukum karena pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman mati dalam persidangan tahun 2019. Akan tetapi, hukuman mereka diubah menjadi 20 tahun penjara setelah keluarga Khashoggi memaafkan mereka. Tiga lainnya menerima hukuman dengan total 24 tahun.

Selanjutnya: Perkuat militer, Arab Saudi gelontorkan dana US$ 20 miliar untuk belanja militer




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×