Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WINA. Iran mulai menyuplai bahan baku gas uranium hexafluoride (UF6) ke dalam sentrifugal pengayaan uranium IR-2m yang dipasang di pabrik bawah tanahnya di Natanz, menurut laporan pengawas nuklir PBB.
Langkah tersebut merupakan pelanggaran terbaru Iran atas kesepakatan nuklirnya dengan negara-negara besar.
Sebelumnya Iran mengatakan, pihaknya hanya bisa mengakumulasi uranium yang diperkaya dengan mesin IR-1 generasi pertama dan itu cuma dapat dioperasikan di pabrik bawah tanah.
Sementara laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya menyebutkan, Iran telah memasang mesin IR-2m di bawah tanah.
Baca Juga: Teheran: Setiap serangan AS atas Iran akan hadapi respons menghancurkan
"Pada 14 November 2020, IAEA memverifikasi bahwa Iran mulai memasukkan UF6 ke dalam kaskade yang baru-baru ini dipasang dari 174 sentrifugal IR-2m di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) di Natanz," kata IAEA dalam laporannya kepada negara-negara anggota tertanggal 17 November yang salinannya Reuters dapat.
Sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mendesak dunia untuk mengambil "sikap tegas" guna mengatasi upaya Iran untuk mengembangkan program rudal nuklir dan balistik.
Dalam pidato tahunan di depan badan penasihat pemerintah tertinggi pada 12 November lalu, Raja Salman menekankan bahaya proyek regional Iran, campur tangannya di negara lain, pengembangan terorisme, dan mengipasi api sektarianisme.
Mengutip Reuters, Raja Salman menyerukan sikap tegas dari komunitas internasional terhadap Iran yang menjamin penanganan drastis dari upayanya untuk memperoleh senjata pemusnah massal dan mengembangkan program rudal balistik.