kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,32   8,93   0.99%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bioskop komersial pertama Arab Saudi dibuka, setelah larangan selama 40 tahun


Kamis, 19 April 2018 / 05:53 WIB
Bioskop komersial pertama Arab Saudi dibuka, setelah larangan selama 40 tahun
ILUSTRASI. Dua pria Saudi mengambil foto selfie di bioskop komersial Arab Saudi pertama di Riyadh


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - RIYADH, ARAB SAUDI. Arab Saudi meluncurkan bioskop komersial pertamanya pada Rabu (18 April 2018), mengakhiri larangan hampir 40 tahun keberadaan bioskop. Pembukaan bioskop ini tak lepas dari desakan putra mahkota untuk memodernisasi kerajaan Muslim yang sangat konservatif ini.

Sebuah acara gala undangan berkarpet merah menarik para pejabat senior pemerintah, pejabat asing, dan tokoh industri terpilih untuk menonton film superhero Marvel "Black Panther" pada layar selebar 13 meter di sebuah aula konser simponi yang diubah jadi bioskop di Riyadh.

Tiket akan mulai dijual mulai Kamis untuk pertunjukan umum pertama pada hari Jumat, menurut Adam Aron, Chief Executive Operator AMC Entertainment Holdings.

"Penduduk Saudi sekarang akan bisa pergi ke teater yang indah dan menonton film seperti yang seharusnya mereka tonton: di layar lebar," katanya kepada Reuters menjelang pemutaran film.

Aroma popcorn mentega memenuhi udara saat taburan kertas warna-warni menghujani atrium bertingkat di mana Aron dan Menteri Kebudayaan dan Informasi Saudi Awwad al-Awwad mengumumkan peluncuran itu dan melangkah ke aula 450-kursi.

Pembukaan itu menandai tonggak lain reformasi yang dipelopori oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman untuk membuka negara itu secara budaya dan diversifikasi ekonomi eksportir minyak dunia.

Pangeran berusia 32 tahun itu telah mengurangi berbagai pembatasan dalam dua tahun terakhir, termasuk konser publik, wanita mengemudi, dan pemisahan jenis kelamin. Kerajaan itu juga mengadakan pertunjukan mode pertama pekan lalu dengan penonton khusus wanita.

Banyak orang Saudi bersukacita di akhir larangan bioskop, berbagi pujian dan foto-foto Pangeran Muhammad di media sosial.

Meski demikian, sebagian orang mengungkapkan kebingungan pada apa yang mereka anggap sebagai hura-hura pemerintah. Sebuat tweet muncul: "Ingat Anda akan berdiri di depan Allah... dan Anda akan menanggung dosa semua orang yang menonton film."

Beberapa kalangan konservatif agama melihat sinema tidak sejalan dengan Islam.

Ada sedikit perlawanan terhadap reformasi sosial, yang tampaknya tidak terpikirkan beberapa tahun yang lalu, meskipun ruang untuk kritik juga terbatas. Beberapa ulama terkemuka ditangkap pmerintah tahun lalu.

Membangun industri film

Di antara para penonton film hari Rabu kemarin adalah Putri Reema bint Bandar, sepupu kedua Pangeran Mohammed, yang membawa putranya yang berusia 16 tahun untuk mengalami apa yang disebutnya "momen bersejarah".

Meski Kerajaan Saudi menutup bioskop sejak awal 1980-an, orang-orang Saudi telah menjadi konsumen utama media dan budaya Barat. Film-film Hollywood dan serial televisi secara luas ditonton di rumah dan pemutaran film pribadi telah ditoleransi selama bertahun-tahun.

Pada 2017 pemerintah mengatakan akan mencabut larangan itu sebagian untuk menghemat uang yang saat ini dihabiskan orang Saudi untuk hiburan selama perjalanan ke Dubai, Bahrain, dan tempat lain.

Untuk melayani populasi lebih dari 32 juta orang, sebagian besar di bawah usia 30 tahun, pihak berwenang berencana menyiapkan sekitar 350 bioskop dengan lebih dari 2.500 layar pada tahun 2030, yang mereka harap akan meghasilkan hampir US$ 1 miliar dalam penjualan tiket tahunan.

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa teater tidak akan dipisahkan menurut jenis kelamin seperti kebanyakan tempat umum lainnya di Arab Saudi.

Awwad, menteri kebudayaan, mengatakan pada Reuters bahwa bioskop di Saudi akan mirip dengan bioskop di seluruh dunia. Pemutaran awal kemungkinan untuk keluarga dengan sesekali untuk bujangan.

Sejauh mana gunting sensor akan tidak jelas, tapi seorang pejabat Saudi mengatakan versi yang sama dari film yang ditampilkan di Dubai atau Kuwait akan cocok untuk tayang di Arab Saudi. Oh, iya, dua adegan ciuman tampaknya telah dipotong dari screening "Black Panther".

Ditanya tentang kemungkinan reaksi konservatif terhadap bioskop, Awwad mengatakan pemerintah fokus untuk menciptakan peluang investasi.

"Bagi mereka yang ingin datang dan menikmati menonton film di bioskop, mereka lebih diterima," katanya. "Dan bagi mereka yang tidak ingin menonton film sama sekali, itu juga pilihan pribadi mereka."




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×