Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa (18/8) kepada Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Marcon secara terpisah, setiap upaya untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarusia tidak dapat diterima.
"Vladimir Putin menekankan (kepada Merkel), upaya asing untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarusia tidak dapat diterima dan selanjutnya bisa meningkatkan ketegangan," kata Kremlin, sebutan Istana Kepresidenan Rusia, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip RT.
"Ketika membahas situasi rumit di Belarusia, Vladimir Putin menekankan (kepada Marcon), campur tangan dalam urusan internal Belarusia dan menekan kepemimpinan Belarusia tidak dapat diterima," ujar Kremlin.
Baca Juga: Putin peringatkan Merkel untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri Belarusia
"Kedua belah pihak menyatakan keinginan untuk solusi awal untuk masalah tersebut yang telah muncul," imbuh Kremlin.
Pembicaraan Putin dengan Merkel dan Marcon tersebut menyusul langkah para pemimpin Eropa yang menyerukan pembahasan tentang Belarusia dan akan mempertimbangkan kemungkinan sanksi.
Alexander Lukashenko, Presiden Belarusia, Selasa (18/8), memberikan medali "untuk pelayanan yang sempurna" kepada pejabat penegak hukum yang telah membantunya menindak pengunjuk rasa yang menuntut dia mundur selama 10 hari terakhir.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan mengamati dengan cermat situasi "mengerikan" di Belarusia, di mana krisis politik meletus setelah Pemilihan Presiden pada 9 Agustus yang menurut pengunjuk rasa dicurangi.
Baca Juga: Trump: Kami mengamati dengan cermat situasi mengerikan di Belarusia
Trump akan berbicara dengan Rusia
"Ini mengerikan. Itu situasi yang mengerikan, Belarusia. Kami akan mengikutinya dengan cermat," kata Trump, Senin (17/8), seperti dilansir Reuters.
Karena itu, Trump akan berbicara dengan Rusia menyusul protes terhadap Lukashenko, yang menurut dia, sebagian besar tampak damai. "Ini tentu saja demo yang sangat besar, dan tampaknya demo damai," tambahnya seperti Reuters kutip.
Pasukan keamanan Belarusia bentrok dengan pengunjuk rasa di Minsk dan kota-kota lain, setelah Presiden Alexander Lukashenko mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan ulang dalam pemungutan suara yang menurut lawannya telah dicurangi.
Baca Juga: Belarusia memanas, Rusia siap kirimkan militernya
Lukashenko mengatakan pada Senin (17/8), dia akan bersedia menyerahkan kekuasaan pasca referendum dalam upaya nyata untuk menenangkan protes massa dan pemogokan yang menjadi tantangan terbesar selama 26 tahun masa jabatannya.
Situasi di Belarusia, negara penting secara strategis yang membawa ekspor energi Rusia ke Barat, berubah-ubah setelah demonstrasi terbesar yang menentang Pemerintahan Lukashenko pada Minggu (16/8).
Para pengunjuk rasa mengatakan, Lukashenko secara besar-besaran mencurangi pemungutan suara untuk memastikan kemenangan telak palsu. Kandidat oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya adalah pemenang sesungguhnya, kata mereka.