kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bisnis penerbangan anjlok, Malaysia Air dan AirAsia berpeluang merger


Rabu, 22 April 2020 / 18:19 WIB
Bisnis penerbangan anjlok, Malaysia Air dan AirAsia berpeluang merger
ILUSTRASI. Pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia Airlines sesaat sebelum mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (26/5/2013). Untuk menjadikan Soekarno-Hatta sebagai bandara kelas dunia PT Angkasa Pura (AP) II akan membangun fasilitas baru yaitu sta


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah Malaysia berencana menggabungkan maskapai pelat merah miliknya, Malaysia Airlines Berhad, dengan AirAsia Group Berhad, untuk menyelamatkan kedua maskapai tersebut dari krisis virus corona yang menghantam industri penerbangan.

Dilansir dari Reuters, Menteri Perdagangan dan Industri Malaysia, Mohamed Azmin Ali, menyatakan bahkan sebelum terjadi pandemi corona di dunia, industri penerbangan Malaysia sudah penuh dengan tantangan. Sehingga wacana untuk mencari mitra bagi Malaysia Airlines sudah muncul sejak tahun lalu.

Baca Juga: AirAsia siap terbang dengan rute domestik, mulai kapan?

“Bahkan sebelum pandemi corona ini terjadi. Diskusi akan berlanjut, kami harus mencari jalan terbaik untuk menyelamatkan dua maskapai itu. Kondisinya saat ini sangat buruk karena pesawat tidak terbang,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (17/4).

Azmin menambahkan bahwa jalan keluar untuk menyelamatkan industri penerbangan Malaysia, dan kedua maskapai tersebut tidak akan mudah. “Sekarang kondisinya menjadi lebih rumit karena pandemi ini. Kami akan melihat semua opsi yang ada,” ujar dia.

Terkait dengan kemitraan, dia mengungkapkan bahwa sebenarnya pemerintah Malaysia sebelumnya sudah mendapatkan proposal kemitraan dari maskapai internasional untuk Malaysia Airlines, meski tidak menyebutkan secara spesifik nama maskapainya.

Pemerintah Malaysia memang sejak lama telah mencari mitra bagi Malaysia Airlines yang sulit bangkit dari dua tragedi besar pada 2014.

Tragedi yang pertama yaitu misteri hilangnya pesawat MH370 di Samudera India pada 8 Maret 2014. Pesawat tersebut membawa 227 penumpang dan 12 awak.

Baca Juga: Asosiasi maskapai penerbangan di Filipina meminta bantuan pemerintah akibat corona

Tragedi berikutnya yaitu penembakan pesawat dengan nomor penerbangan MH17 di Ukraina Timur, hanya empat bulan berselang dari tragedi MH370, yakni pada 17 Juli 2014. Tragedi ini menewaskan seluruh 283 penumpang dan 15 awak pesawat.

Sumber Reuters menyebutkan bahwa AirAsia dan Japan Airlines Co. Ltd. telah menunjukkan minat untuk membeli saham Malaysia Airlines.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×