Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Federal Reserve merilis risalah rapatnya pada 17-18 Desember, mengungkapkan kekhawatiran yang meningkat di antara pejabat terkait dampak ekonomi dari kebijakan Presiden terpilih Donald Trump.
Diskusi Federal Open Market Committee (FOMC) mencakup risiko inflasi hingga perlambatan penurunan suku bunga, mencerminkan pendekatan hati-hati The Fed menuju tahun 2025.
Pendekatan Hati-Hati The Fed terhadap Pemotongan Suku Bunga
Mengutip BeInCrypto, dalam rapat tersebut, FOMC memutuskan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25%). Sebagian besar anggota komite mendukung pendekatan bertahap untuk pelonggaran moneter lebih lanjut. Pejabat menekankan pentingnya keputusan berbasis data, terutama karena inflasi tetap di atas target.
“Banyak peserta rapat menyarankan bahwa berbagai faktor menuntut pendekatan yang hati-hati dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter dalam beberapa kuartal mendatang,” ungkap risalah tersebut.
Baca Juga: Pakar Trading Prediksi Bitcoin bisa Anjlok hingga US$40.000
Meskipun demikian, beberapa pejabat mendukung fleksibilitas. Mereka menyoroti kemungkinan percepatan pemotongan suku bunga jika tren inflasi menurun atau kondisi pasar tenaga kerja memburuk lebih dari yang diperkirakan. Namun, secara umum, kehati-hatian tetap menjadi pendekatan utama untuk menghindari kesalahan kebijakan.
Risalah juga mencatat kekhawatiran atas risiko inflasi yang dikaitkan dengan kebijakan perdagangan dan imigrasi Trump. Inflasi inti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) mencapai 2,8% pada Oktober, dengan kemajuan untuk menurunkannya diperkirakan akan lebih lambat dari yang diharapkan.
“Risiko inflasi tetap seimbang, meskipun pembacaan terbaru yang lebih tinggi dari perkiraan memerlukan pemantauan ketat,” tambah laporan itu.
Pasar tenaga kerja menunjukkan sedikit pelonggaran, meskipun tingkat pengangguran tetap rendah di 4,2%. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan tetap kuat. Namun, beberapa peserta rapat menyoroti tekanan finansial pada rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai potensi masalah.
Respons Pasar terhadap Kebijakan Trump
Pejabat The Fed menyatakan kekhawatiran khusus atas rencana perdagangan dan imigrasi Trump, yang menurut mereka dapat memperburuk tekanan inflasi. Kebijakan ini dianggap berpotensi menghambat pencapaian target inflasi dan pekerjaan The Fed.
Baca Juga: Bitcoin Jatuh di Bawah US$ 95.000, Pasar Cermati Arah Suku Bunga The Fed
“Kemungkinan tarif yang lebih tinggi dan kontrol imigrasi yang lebih ketat dapat mengganggu rantai pasokan dan pasar tenaga kerja, yang semakin mempersulit tugas The Fed,” kata salah satu peserta rapat.
Respons pasar terhadap risalah FOMC cukup tajam. Bitcoin (BTC) turun drastis setelah risalah dirilis, menyentuh level US$92.500. Penurunan ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap ketidakpastian kebijakan moneter.
Menurut data BeInCrypto, BTC diperdagangkan di angka US$93.001 pada saat penulisan, turun lebih dari 3% sejak sesi Kamis dibuka. Fluktuasi ini mencerminkan dampak kebijakan Trump, yang diyakini beberapa analis dapat meningkatkan adopsi kripto, meskipun membawa risiko regulasi yang dapat memicu volatilitas.