Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) mengalami tekanan bearish yang signifikan, dengan penurunan drastis mencapai US$10.000 dalam 24 jam terakhir, menandai perubahan sentimen pasar yang semakin menjauh dari aset berisiko.
Situasi ini diperparah oleh meningkatnya ketegangan perdagangan global serta ketidakpastian kebijakan ekonomi, yang membuat investor beralih ke aset safe haven seperti emas.
Bitcoin Tidak Lagi Dipandang sebagai Aset Safe Haven?
Dalam sebuah analisis terbaru, The Kobeissi Letter menyatakan bahwa saat ini terjadi perpindahan global dari aset berisiko, termasuk saham, kripto, dan minyak, ke aset yang lebih stabil. Hal ini diperkuat dengan:
-
Koreksi besar pada pasar saham: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 1,76% dan 2,64% pada 3 Maret.
-
Reli emas yang berlanjut: Harga emas terus menguat dan mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.
-
Bitcoin mengalami tekanan jual: BTC turun ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir, menyentuh sekitar US$78.000.
Menurut Kobeissi, Bitcoin kini semakin dianggap sebagai aset berisiko dibandingkan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi. Divergensi tajam antara kinerja emas dan Bitcoin sejak awal tahun 2024 semakin memperkuat anggapan ini:
-
Harga emas naik 10% sejak 1 Januari 2024.
-
Bitcoin justru turun 10% dalam periode yang sama.
Baca Juga: El Salvador Menyerah! IMF Paksa Pembatasan Pembelian Bitcoin di Negara Itu
Faktor-Faktor Pemicu Koreksi Bitcoin
Penurunan drastis Bitcoin dalam waktu singkat ini disebabkan oleh beberapa faktor utama:
-
Ketegangan Perdagangan AS dengan Kanada dan Meksiko
-
Pemerintah AS mengumumkan tarif perdagangan baru terhadap Kanada dan Meksiko, yang memicu kekhawatiran akan perang dagang lebih luas.
-
Pasar merespons dengan aksi jual pada aset-aset berisiko, termasuk kripto dan saham.
-
-
Kekhawatiran atas Regulasi Kripto AS
-
Rencana Cadangan Kripto Strategis AS yang akan diumumkan pada White House Crypto Summit, 7 Maret menimbulkan ketidakpastian di pasar.
-
Pelaku pasar menunggu kejelasan apakah kebijakan ini akan berdampak positif atau negatif terhadap industri kripto.
-
-
Penutupan Celah Besar dalam Pasar Futures Bitcoin
-
Bitcoin telah menutup gap terbesar dalam sejarah di pasar Bitcoin futures CME Group.
-
Koreksi ini juga menutup gap lain yang terbuka sejak November 2024, menunjukkan bahwa Bitcoin sedang mencari titik keseimbangan harga baru.
-
Baca Juga: Bitcoin Bukan Satu-satunya! Trump Tambah ETH, XRP, SOL, dan ADA ke Cadangan Kripto AS
Bitcoin Bertahan di Level Support Kunci
Saat ini, Bitcoin berada di dekat Simple Moving Average (SMA) 200-hari, yang secara historis menjadi garis pertahanan utama dalam tren bull market.
"Level ini sangat penting untuk diamati karena jarang sekali terjadi pengujian support pada timeframe besar. Ini adalah level kunci yang harus dipertahankan oleh para bull," menurut analis Daan Crypto Trades.
Jika Bitcoin gagal mempertahankan support ini, potensi penurunan lebih lanjut dapat membawa harga ke level psikologis di bawah US$75.000. Sebaliknya, jika berhasil bertahan, BTC berpotensi rebound dan kembali menguji resistensi di sekitar US$85.000 - US$88.000.