Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Namun, hingga kini tidak ada tanda-tanda pertempuran mereda. Hamas menyatakan tidak akan membebaskan para sandera kecuali Israel berjanji mengakhiri perang di Gaza. Israel sendiri menegaskan akan terus berperang sampai Hamas dihancurkan, dan di Lebanon hingga Hezbollah tidak lagi menjadi ancaman.
Para diplomat mengatakan Israel memanfaatkan keuntungan militernya untuk memperkuat posisinya sebelum pemerintahan AS yang baru mengambil alih setelah pemilu 5 November antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.
Militer Israel menyatakan pasukannya di Lebanon selatan terus melakukan serangan terbatas dan terarah terhadap infrastruktur serta operasi teroris Hezbollah. "Dalam 24 jam terakhir, pasukan kami telah mengeliminasi sekitar 70 teroris melalui serangan darat dan udara," katanya.
Baca Juga: Putin Tengah Berkompromi Untuk Bantu Israel Atau Iran
Israel juga memperluas peringatan evakuasi ke beberapa wilayah di Tyre, kota pelabuhan di Lebanon selatan, memerintahkan penduduk untuk mengungsi ke utara.
Serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 1,2 juta warga Lebanon mengungsi dan menewaskan 2.530 orang, termasuk 63 orang dalam 24 jam terakhir, menurut pemerintah Lebanon.
Pada Selasa, militer Israel mengonfirmasi tewasnya Safieddine, pewaris kepemimpinan Hezbollah setelah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel bulan lalu.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Hezbollah Janjikan Eskalasi Perang dengan Israel
Safieddine tewas dalam serangan tiga minggu lalu di pinggiran selatan Beirut. Sebelumnya, Israel menyebutkan kemungkinan tewasnya Safieddine, namun belum dapat mengonfirmasinya. Hingga kini, Hezbollah belum memberikan tanggapan.