Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TEL AVIV/YERUSALEM. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Rabu menyerukan agar Israel tidak memperburuk situasi terkait serangan misil Iran pada 1 Oktober, sambil mendorong gencatan senjata di Gaza dan mengakhiri konflik di Lebanon.
Di Lebanon, militer Israel mengklaim telah membunuh tiga komandan Hezbollah dan sekitar 70 pejuang dalam 48 jam terakhir, sehari setelah mengonfirmasi tewasnya Hashem Safieddine, pemimpin potensial kelompok militan tersebut.
Israel juga memerintahkan lebih banyak warga Lebanon untuk mengungsi dari Tyre, kota pelabuhan utama.
Baca Juga: Militer Israel Bunuh Tiga Komandan Hezbollah dan 70 Pejuang dalam 48 Jam Terakhir
Blinken melakukan upaya besar pertamanya untuk mendorong gencatan senjata di Gaza dan Lebanon sejak Israel membunuh pemimpin Hamas pekan lalu, menjelang pemilu presiden yang dapat mengubah kebijakan AS di wilayah tersebut.
Dalam kunjungannya, Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyatakan sudah saatnya Israel memanfaatkan keberhasilan militernya.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk mengubah keberhasilan tersebut menjadi keberhasilan strategis yang berkelanjutan," ujarnya kepada wartawan sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk melanjutkan tur regionalnya.
"Fokus harus pada pembebasan sandera, mengakhiri perang, dan memiliki rencana jelas untuk ke depannya," terangnya.
Dalam setahun sejak pejuang Hamas menyerang kota-kota Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, Israel telah menghancurkan Jalur Gaza dalam upayanya membasmi Hamas, yang menewaskan hampir 43.000 warga Palestina.
Baca Juga: IDF Mengonfirmasi Kematian Pemimpin Tertinggi Hizbullah
Pekan lalu, Israel membunuh Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang diduga menjadi otak serangan 7 Oktober 2023. Dalam sebulan terakhir, Israel juga meningkatkan serangan di Lebanon terhadap Hezbollah, kelompok militan yang didukung Iran yang meluncurkan roket ke Israel untuk mendukung Palestina.
Israel telah meluncurkan serangan darat dan membunuh sebagian besar pimpinan Hezbollah melalui serangan udara, yang menyebabkan 1,2 juta orang mengungsi.
Israel juga berjanji untuk membalas serangan misil Iran pada 1 Oktober, yang diluncurkan sebagai dukungan untuk Hamas dan Hezbollah.
Situasi di Timur Tengah tegang, menunggu respons Israel, yang dikhawatirkan dapat memicu eskalasi lebih lanjut atau menyerang situs-situs minyak, yang dapat meningkatkan harga minyak global.
Baca Juga: Israel Ancam Menyerang Unit Keuangan Hizbullah di Seluruh Lebanon
Washington melihat kematian Sinwar sebagai peluang untuk mendorong perdamaian, karena Netanyahu kini lebih mudah berargumen bahwa tujuan utama di Gaza telah tercapai. Blinken mengatakan ada upaya baru untuk membebaskan sandera di Gaza dan mengakhiri perang.
Namun, hingga kini tidak ada tanda-tanda pertempuran mereda. Hamas menyatakan tidak akan membebaskan para sandera kecuali Israel berjanji mengakhiri perang di Gaza. Israel sendiri menegaskan akan terus berperang sampai Hamas dihancurkan, dan di Lebanon hingga Hezbollah tidak lagi menjadi ancaman.
Para diplomat mengatakan Israel memanfaatkan keuntungan militernya untuk memperkuat posisinya sebelum pemerintahan AS yang baru mengambil alih setelah pemilu 5 November antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.
Militer Israel menyatakan pasukannya di Lebanon selatan terus melakukan serangan terbatas dan terarah terhadap infrastruktur serta operasi teroris Hezbollah. "Dalam 24 jam terakhir, pasukan kami telah mengeliminasi sekitar 70 teroris melalui serangan darat dan udara," katanya.
Baca Juga: Putin Tengah Berkompromi Untuk Bantu Israel Atau Iran
Israel juga memperluas peringatan evakuasi ke beberapa wilayah di Tyre, kota pelabuhan di Lebanon selatan, memerintahkan penduduk untuk mengungsi ke utara.
Serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 1,2 juta warga Lebanon mengungsi dan menewaskan 2.530 orang, termasuk 63 orang dalam 24 jam terakhir, menurut pemerintah Lebanon.
Pada Selasa, militer Israel mengonfirmasi tewasnya Safieddine, pewaris kepemimpinan Hezbollah setelah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel bulan lalu.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Hezbollah Janjikan Eskalasi Perang dengan Israel
Safieddine tewas dalam serangan tiga minggu lalu di pinggiran selatan Beirut. Sebelumnya, Israel menyebutkan kemungkinan tewasnya Safieddine, namun belum dapat mengonfirmasinya. Hingga kini, Hezbollah belum memberikan tanggapan.