kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Boomer Menua: AS Hadapi Perubahan Demografi & Beban Ekonomi 2026


Minggu, 28 Desember 2025 / 13:30 WIB
Boomer Menua: AS Hadapi Perubahan Demografi & Beban Ekonomi 2026
ILUSTRASI. ilustrasi bendera AS (Grace Hollars/USA TODAY via REUTERS). Generasi Baby Boomer mulai berusia 80 tahun pada 2026, memicu perubahan demografi AS dan potensi beban ekonomi terkait lansia & angka kelahiran.


Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

Berbeda dengan boomer yang mudah mencapai stabilitas finansial, generasi muda saat ini tertahan memasuki fase dewasa.

Riset Biro Sensus AS menunjukkan, pada 1975 hampir setengah orang berusia 25–34 tahun sudah bekerja tetap, menikah, punya anak dan tinggal di rumah sendiri. Kini, kurang dari seperempat yang mampu mencapainya.

West melihat itu jelas pada cucunya. Seorang cucunya yang berusia 21 tahun masih tinggal bersamanya.

Baca Juga: IMF: Ekonomi AS Tertekan, Permintaan Turun dan Pertumbuhan Lapangan Kerja Melambat

“Mereka harus punya tiga teman serumah agar mampu bayar sewa rumah,” ujarnya. “Sekarang, lulusan S2 pun harus kerja di restoran cepat saji dulu sambil cari pekerjaan yang layak.”

Cucunya, Paul Quirk, menambahkan, “Harga semua jauh lebih mahal daripada zaman mereka.”

Dampak ke Ekonomi Amerika

Pertumbuhan jumlah lansia membuat beban ekonomi meningkat. Dengan semakin sedikit pekerja muda, tekanan terhadap pendanaan jaminan sosial dan layanan kesehatan makin besar.

Jika pada 2025 ada sekitar 34 lansia untuk setiap 100 pekerja, dalam 30 tahun ke depan jumlahnya bisa menjadi 50 orang per 100 pekerja.

Ketika West memulai karier di bidang tunjangan karyawan pada 1973, angka itu bahkan kurang dari 20 lansia per 100 pekerja.

Beberapa tokoh, seperti Wakil Presiden JD Vance dan CEO Tesla Elon Musk, mendorong kebijakan peningkatan angka kelahiran.

Baca Juga: Bagaimana Tarif Trump Mempengaruhi Ekonomi AS? Ini Jawaban ChatGPT

Usulan yang muncul mulai dari insentif pajak bagi keluarga besar hingga pinjaman murah untuk pasangan menikah.

Namun menurut Frey, program peningkatan angka kelahiran jarang berhasil. Ia menilai pemerintah harus fokus memperkuat fasilitas pendukung keluarga, seperti akses penitipan anak dan cuti keluarga berbayar.

“Setidaknya, anak-anak yang lahir bisa tumbuh dalam kondisi yang lebih baik,” ujarnya.

Selanjutnya: Belanja APBN 2026 Melonjak, Tapi Penerimaan Negara Diproyeksi Kembali Melempem

Menarik Dibaca: Redmi 15C HP Harga 1 Jutaan yang Membawa RAM 8 GB, Cek Spesifikasinya!




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×