Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SYDNEY/HONG KONG. Perusahaan bubble tea terbesar di China, Mixue Group, berencana memulai proses bookbuilding untuk penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Hong Kong pada akhir Februari guna mengumpulkan dana sekitar US$500 juta, menurut tiga sumber yang memiliki informasi langsung mengenai rencana tersebut.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa Mixue menargetkan untuk mulai diperdagangkan di Bursa Efek Hong Kong pada awal Maret.
Baca Juga: Pasar Bubble Tea Kian Ketat, Mixue hingga Guming Berencana IPO di Bursa Hong Kong
Saat ini, Mixue memiliki 40.000 gerai di seluruh China, berdasarkan dokumen regulasi perusahaan.
Ketiga sumber tersebut meminta anonimitas karena membahas informasi yang bersifat rahasia. Sementara itu, Mixue menolak berkomentar mengenai hal ini.
Sebelumnya, Mixue berencana mengumpulkan dana hingga US$1 miliar dalam IPO-nya di Hong Kong.
Namun, dua sumber mengatakan bahwa perusahaan akhirnya mengurangi ukuran penawaran saham karena tidak dalam kondisi mendesak untuk memperoleh dana segar.
Berdasarkan dokumen regulasi, Mixue mencatat laba bersih sebesar 3,5 miliar yuan (US$478,96 juta) dalam sembilan bulan hingga 30 September tahun lalu, meningkat 42,3% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Ribuan Ritel F&B China Siap Melumat Pasar Indonesia, Modal Besar dan Harga Jual Murah
Dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan untuk memperluas fasilitas produksi serta memperkaya variasi minuman yang ditawarkan, menurut dokumen tersebut.
IPO Mixue terjadi setelah pesaingnya, Guming, berhasil mengumpulkan US$232 juta dalam IPO di Hong Kong yang dipatok pada harga tertinggi dalam kisaran penawaran.
Ukuran IPO Guming ditingkatkan setelah mendapat permintaan kuat dari investor.
Saham Guming akan mulai diperdagangkan di Hong Kong pada Rabu (12/2), dan pada Selasa sahamnya naik 12% dalam perdagangan pasar abu-abu yang dioperasikan oleh Phillip Securities.
Baca Juga: MUI: Semua Bahan yang Digunakan Mixue Halal dan Suci
Keberhasilan IPO Guming dan Mixue menandakan bahwa pembekuan persetujuan pencatatan perusahaan bubble tea oleh regulator tahun lalu kini telah mereda.
Sebelumnya, regulator sempat mengkhawatirkan pencatatan perusahaan bubble tea di Hong Kong setelah saham Sichuan Baicha Baidao anjlok 27% pada hari pertama perdagangannya pada April tahun lalu, menyusul penawaran saham senilai US$330 juta.
Hingga kini, harga sahamnya telah turun sekitar 45%.