Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
"Kami melihat dampak dari lockdown itu di China. Kondisinya mungkin berbeda di negara lain, tetapi masih akan memberikan dampak yang parah pada pertumbuhan," kata Ben May, direktur penelitian makro global di Oxford Economics.
Goldman Sachs pada hari Minggu menurunkan prospek untuk PDB Amerika, mengutip pengurangan pengeluaran, gangguan rantai pasokan dan dampak karantina lokal. Bank investasi ini memprediksi ekonomi Amerika akan menyusut 5% antara April dan Juni, setelah pertumbuhan akan berada di level 0% antara Januari dan Maret. Sementara Pertumbuhan untuk tahun ini diperkirakan hanya 0,4%.
Baca Juga: Malaysia terapkan lackdown, operator jaringan kereta cepat revisi frekuensi layanan
"Lockdown dan meningkatnya kecemasan publik tentang virus ini cenderung mengarah pada penurunan tajam dalam kegiatan ekonomi pada sisa Maret dan sepanjang April," kepala ekonom Jan Hatzius.
Sementara itu, kondisi pasar keuangan telah memburuk dalam beberapa hari terakhir, membuat lebih sulit untuk menentukan harga aset karena pasar mengalami volatilitas yang ekstrem.
Hal ini diprediksi akan mulai memukul ekonomi riil, ketika konsumen gelisah tentang portofolio saham mereka yang terpukul dan semakin sulit bagi pelaku bisnis untuk meminjam uang.
Baca Juga: Warga Inggris dilanda panic buying, supermarket terpaksa lakukan pembatasan
"Perkembangan yang paling mengkhawatirkan akhir-akhir ini adalah kita sekarang tampaknya berada pada risiko yang jauh lebih tinggi dari pasar keuangan yang menjadi penguat dari dinamika yang sedang terjadi," kata Wilcox.