kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.650   40,00   0,24%
  • IDX 8.073   33,02   0,41%
  • KOMPAS100 1.121   3,15   0,28%
  • LQ45 805   1,13   0,14%
  • ISSI 279   0,74   0,27%
  • IDX30 422   -0,17   -0,04%
  • IDXHIDIV20 486   2,82   0,58%
  • IDX80 123   0,23   0,19%
  • IDXV30 132   0,50   0,38%
  • IDXQ30 135   0,50   0,37%

Bursa Asia Menguat Ditopang Euforia AI Selasa (23/9), Harga Emas Cetak Rekor Baru


Selasa, 23 September 2025 / 09:23 WIB
Bursa Asia Menguat Ditopang Euforia AI Selasa (23/9), Harga Emas Cetak Rekor Baru
ILUSTRASI. Pasar saham Asia kembali melanjutkan tren penguatan pada Selasa (23/9/2025), terdorong optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang memompa dana ke sektor teknologi. REUTERS/Kim Soo-hyeon


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia kembali melanjutkan tren penguatan pada Selasa (23/9/2025), terdorong optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang memompa dana ke sektor teknologi.

Sementara itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan di Amerika Serikat (AS) menjaga reli harga emas ke level tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,3% Pada Pembukaan (23/9), Saham IPO EMAS Menyentuh ARA

Di Wall Street, indeks saham kembali mencetak rekor setelah Nvidia mengumumkan rencana investasi hingga US$100 miliar ke OpenAI, dengan pengiriman pertama perangkat pusat data dijadwalkan pada paruh kedua 2026.

“Dengan teknologi dan AI di AS yang sedang panas, hanya ada kejutan besar yang bisa menghentikan arus positif yang menjadi motor Oracle, Apple, Nvidia, Tesla, serta beberapa pemain perangkat keras,” ujar Chris Weston, Head of Research di Pepperstone.

Weston menambahkan, investor juga melakukan lindung nilai dengan membeli emas yang kini sama-sama memiliki momentum kuat.

Logam mulia tersebut menyentuh rekor baru di US$3.755,47 per troy ounce, atau naik hampir 9% sepanjang bulan September ini.

Baca Juga: JPMorgan Kaget! Biaya Visa H-1B AS Tembus Rp1,5 Miliar

Dorongan ke Saham Teknologi Asia

Euforia teknologi turut mendukung saham-saham semikonduktor di Asia. Bursa Korea Selatan naik 0,2%, setelah melonjak hampir 9% sepanjang bulan ini.

Sementara itu, indeks Nikkei Jepang ditutup karena libur, tetapi sudah menguat 6,5% sejak awal September. Bursa Taiwan juga naik hampir 7%.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tercatat menguat 0,3%, setara kenaikan 5,5% secara bulanan. Saham unggulan China (blue chips) hanya naik tipis 0,1%.

Di Eropa, reli teknologi belum begitu terasa. Pada Selasa pagi, Eurostoxx 50 futures naik 0,1%, FTSE Inggris bertambah 0,1%, dan DAX Jerman menguat 0,2%.

Sementara itu, futures S&P 500 dan Nasdaq di AS cenderung flat usai mencetak rekor baru semalam.

Baca Juga: Emas Terbang Tinggi! Harga Pecah Rekor, Investor Pesta Cuan?

Pasar Tunggu Arah The Fed

Ekspektasi pasar global masih ditopang oleh prospek pemangkasan suku bunga The Fed setelah pemotongan 25 basis poin pekan lalu.

Data CME FedWatch menunjukkan peluang 90% untuk pemangkasan 25 bps lagi pada Oktober dan 75% untuk penurunan berikutnya di Desember.

Namun, sinyal dari internal The Fed masih bercampur. Gubernur baru, Stephen Miran, yang dipilih langsung Presiden Donald Trump, menyerukan penurunan agresif.

Sebaliknya, tiga pejabat Fed lainnya menegaskan perlunya tetap berhati-hati terhadap risiko inflasi.

Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangan ekonomi serta menjawab pertanyaan publik pada Selasa malam waktu setempat.

Baca Juga: Dolar AS Melemah Selasa (23/9) Pagi, Pasar Tunggu Isyarat The Fed dan Data Inflasi

Mata Uang, Obligasi, dan Komoditas

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tertekan oleh prospek suku bunga jangka pendek yang lebih rendah, meskipun pasar tengah bersiap menghadapi lelang besar surat utang pemerintah, mulai dari US$69 miliar obligasi tenor dua tahun pada Selasa, disusul US$70 miliar tenor lima tahun, dan US$44 miliar tenor tujuh tahun.

Ketidakpastian politik juga membayangi karena potensi penutupan pemerintahan AS jika anggaran tidak disepakati sebelum 30 September.

Di pasar valas, dolar AS kembali melemah setelah reli tiga sesi berturut-turut. Euro stabil di US$1,1809, sementara yen Jepang menguat tipis di 147,68 per dolar dari posisi puncak 148,37.

Mata uang Swedia, krona, berada di 9,3497 per dolar menjelang keputusan bank sentral terkait suku bunga, dengan pasar memperkirakan peluang sepertiga untuk adanya pemangkasan.

Sementara itu, harga minyak dunia cenderung melemah karena kekhawatiran kelebihan pasokan mengimbangi tensi geopolitik di Rusia dan Timur Tengah.

Minyak Brent turun 0,2% ke US$66,46 per barel, sedangkan minyak mentah AS (WTI) terkoreksi 0,1% ke US$62,21 per barel.

Selanjutnya: IHSG Menguat ke 8.064,6 di Pagi Ini (23/9), ANTM, BRIS, CTRA Jadi Top Gainers LQ45

Menarik Dibaca: 7 Trik Warna Cat untuk Membuat Langit-Langit Terlihat Lebih Tinggi dan Luas




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×