Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia kembali menguat pada perdagangan Rabu (15/10/2025), didorong oleh pernyataan bernada dovish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan laporan keuangan positif dari bank-bank besar AS.
Namun, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China masih membatasi selera risiko investor.
Powell pada Selasa (14/10/2025) membuka peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut dan mengisyaratkan bahwa program pengetatan neraca (quantitative tightening) bank sentral mendekati akhir.
Baca Juga: Israel Absen dari Kejuaraan Dunia Senam di Jakarta, Indonesia Tolak Visa Atlet
Komentar tersebut meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter tambahan tahun ini, dengan pasar memperkirakan sekitar 48 basis poin pemangkasan suku bunga hingga Desember.
“Federal Reserve kemungkinan akan mengakhiri program QT pada pertemuan FOMC Oktober dan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember,” ujar Tom Kenny, ekonom senior internasional di ANZ.
Pasar Global Menguat di Tengah Risiko Perdagangan
Dukungan tambahan datang dari laporan laba kuat bank-bank besar AS serta revisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 oleh IMF.
Baca Juga: Stellantis Gelontorkan Investasi US$13 Miliar di AS, Tambah 5.000 Lapangan Kerja Baru
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,45%, sedangkan Nikkei Jepang menguat 0,8% setelah merosot 2,6% sehari sebelumnya.
Futures Nasdaq dan S&P 500 juga naik tipis 0,1%.
Namun, pasar tetap berhati-hati setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mempertimbangkan untuk memutus sebagian hubungan dagang dengan China, termasuk perdagangan minyak goreng.
Kedua negara juga resmi memberlakukan biaya tambahan di pelabuhan bagi perusahaan pelayaran, memperluas medan perang dagang ke sektor maritim.
Trump sebelumnya mengumumkan tarif tambahan 100% terhadap produk asal China sebagai balasan atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh Beijing.
“Gencatan dagang yang bertahan lama tampaknya sulit tercapai,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG. “Namun biasanya, setelah retorika panas, kedua pihak mencoba menurunkannya kembali.”
Baca Juga: Saling Balas Biaya Pelabuhan, Ketegangan AS-China Ancam Jalur Perdagangan Global
Dolar Melemah, Emas Cetak Rekor Baru
Di pasar valuta asing, dolar AS melemah karena investor kembali memburu aset safe haven. Dolar turun 0,25% terhadap yen ke level ¥151,42 dan 0,06% terhadap franc Swiss ke 0,8009.
Sementara euro menguat tipis ke US$1,1611, di tengah kabar bahwa Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu menangguhkan reformasi pensiun hingga 2027, memberi sedikit kelegaan bagi investor Eropa.
Harga emas spot melanjutkan reli dan naik 0,9% ke US$4.179,80 per ons, didorong ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga.
Sebaliknya, harga minyak mentah dunia melemah tipis, Brent turun 0,1% menjadi US$62,33 per barel, sedangkan WTI turun 0,07% ke US$58,66 per barel.