Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bursa saham China dan Hong Kong jatuh paling dalam dalam hampir satu bulan pada Jumat (14/11/2025), terdorong oleh kejatuhan Wall Street semalam dan rilis data ekonomi China yang kembali melemah.
Penurunan semakin diperburuk oleh kekhawatiran soal masa depan otoritas pasar modal China. Sumber Reuters menyebut Ketua China Securities Regulatory Commission (CSRC), Wu Qing, telah meminta persetujuan untuk mengundurkan diri. Isu ini menambah tekanan psikologis pelaku pasar.
Indeks blue-chip CSI300 ditutup anjlok 1,6%, sementara Shanghai Composite turun 1% setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam satu dekade. Di Hong Kong, Hang Seng melemah 1,9%. Kinerja harian ketiganya menjadi yang terburuk sejak 17 Oktober.
Baca Juga: Hong Kong Kembali Buka Bandara Usai Dihantam Topan Ragasa
Saham teknologi memimpin kejatuhan, mengikuti koreksi tajam Nvidia dan sejumlah raksasa kecerdasan buatan di Wall Street. Sentimen negatif itu dipicu menurunnya peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember.
Situasi makin suram setelah data ekonomi terbaru menunjukkan pemulihan China kembali kehilangan tenaga. Pada Oktober, output pabrik dan penjualan ritel tumbuh dalam laju paling lemah dalam lebih dari setahun.
Harga rumah baru juga turun paling tajam dalam 12 bulan. Sehari sebelumnya, data kredit yang lesu sudah lebih dulu menekan pasar.
“Melambat di semua lini,” tulis Macquarie dalam catatan risetnya. Bank tersebut menilai permintaan domestik yang loyo masih menjadi persoalan utama. Meski begitu, Macquarie memperkirakan tidak akan ada stimulus besar hingga akhir tahun karena ekonomi China masih berpotensi memenuhi target pertumbuhan sekitar 5%. “Selama target tercapai, pelemahan permintaan tampaknya masih bisa ditoleransi,” tulis mereka.
Baca Juga: Bursa Asia Tertekan Imbas Perang Dagang, Saham Berjangka Wall Street Rebound
Strategi pasar saham China dari Morgan Stanley juga mencatat bahwa sentimen investor masih rapuh. Mereka memperkirakan momentum saat ini lebih mungkin bertahan daripada menembus level baru, dengan pertumbuhan laba yang moderat dan ruang valuasi yang terbatas.
Di pasar China, saham semikonduktor, elektronik konsumer, dan perusahaan berbasis AI menjadi kelompok dengan penurunan terdalam. Sementara itu di Hong Kong, saham media, internet, dan konsumer menjadi yang paling terpukul.













