kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   1.000   0,04%
  • USD/IDR 16.683   19,00   0,11%
  • IDX 8.679   38,44   0,44%
  • KOMPAS100 1.193   3,41   0,29%
  • LQ45 855   1,56   0,18%
  • ISSI 311   1,24   0,40%
  • IDX30 441   1,06   0,24%
  • IDXHIDIV20 515   1,71   0,33%
  • IDX80 133   0,32   0,24%
  • IDXV30 141   0,65   0,46%
  • IDXQ30 141   0,30   0,21%

Bursa China dan Hong Kong Anjlok, Sentimen Merosot Usai Wall Street Terpuruk


Jumat, 14 November 2025 / 16:30 WIB
Bursa China dan Hong Kong Anjlok, Sentimen Merosot Usai Wall Street Terpuruk
ILUSTRASI. Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan tampilan pasar saham yang menampilkan kerugian pada hasil Indeks Hang Seng di Hong Kong. (Foto oleh Budrul Chukrut / SOPA Images). Bursa saham China dan Hong Kong jatuh paling dalam dalam hampir satu bulan pada Jumat (14/11/2025), terdorong oleh kejatuhan Wall Street.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bursa saham China dan Hong Kong jatuh paling dalam dalam hampir satu bulan pada Jumat (14/11/2025), terdorong oleh kejatuhan Wall Street semalam dan rilis data ekonomi China yang kembali melemah.

Penurunan semakin diperburuk oleh kekhawatiran soal masa depan otoritas pasar modal China. Sumber Reuters menyebut Ketua China Securities Regulatory Commission (CSRC), Wu Qing, telah meminta persetujuan untuk mengundurkan diri. Isu ini menambah tekanan psikologis pelaku pasar.

Indeks blue-chip CSI300 ditutup anjlok 1,6%, sementara Shanghai Composite turun 1% setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam satu dekade. Di Hong Kong, Hang Seng melemah 1,9%. Kinerja harian ketiganya menjadi yang terburuk sejak 17 Oktober.

Baca Juga: Hong Kong Kembali Buka Bandara Usai Dihantam Topan Ragasa

Saham teknologi memimpin kejatuhan, mengikuti koreksi tajam Nvidia dan sejumlah raksasa kecerdasan buatan di Wall Street. Sentimen negatif itu dipicu menurunnya peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember.

Situasi makin suram setelah data ekonomi terbaru menunjukkan pemulihan China kembali kehilangan tenaga. Pada Oktober, output pabrik dan penjualan ritel tumbuh dalam laju paling lemah dalam lebih dari setahun. 

Harga rumah baru juga turun paling tajam dalam 12 bulan. Sehari sebelumnya, data kredit yang lesu sudah lebih dulu menekan pasar.

“Melambat di semua lini,” tulis Macquarie dalam catatan risetnya. Bank tersebut menilai permintaan domestik yang loyo masih menjadi persoalan utama. Meski begitu, Macquarie memperkirakan tidak akan ada stimulus besar hingga akhir tahun karena ekonomi China masih berpotensi memenuhi target pertumbuhan sekitar 5%. “Selama target tercapai, pelemahan permintaan tampaknya masih bisa ditoleransi,” tulis mereka.

Baca Juga: Bursa Asia Tertekan Imbas Perang Dagang, Saham Berjangka Wall Street Rebound

Strategi pasar saham China dari Morgan Stanley juga mencatat bahwa sentimen investor masih rapuh. Mereka memperkirakan momentum saat ini lebih mungkin bertahan daripada menembus level baru, dengan pertumbuhan laba yang moderat dan ruang valuasi yang terbatas.

Di pasar China, saham semikonduktor, elektronik konsumer, dan perusahaan berbasis AI menjadi kelompok dengan penurunan terdalam. Sementara itu di Hong Kong, saham media, internet, dan konsumer menjadi yang paling terpukul. 

Selanjutnya: Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Helmy Yahya dan Mardigu Gagal Jadi Komisaris BJB

Menarik Dibaca: Mapple Finance Menempati Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Ambles


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×