Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham-saham China melemah dalam perdagangan yang berfluktuasi pada Jumat (19/9/2025). Seiring sebagian investor melakukan aksi ambil untung sambil menunggu pembicaraan terjadwal antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump.
Indeks Shanghai dan CSI300
Indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,3% ke level 3.820,09, mundur dari posisi tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Baca Juga: Ray Dalio: Utang Tinggi Mengguncang Tatanan Moneter Amerika Serikat
Sepanjang pekan, indeks acuan ini terkoreksi 1,3%, mencatat kinerja terburuk sejak awal April.
Sementara itu, indeks blue-chip CSI300 naik tipis 0,1% pada akhir perdagangan, namun secara mingguan tetap melemah 0,4%.
Sektor Perbankan Tertekan, Chip Jadi Pemenang
Sektor perbankan dan asuransi menjadi penekan terbesar sepanjang pekan ini, dengan masing-masing turun 4,2% dan 4,4%.
Sebaliknya, indeks semikonduktor melonjak 6,5% dalam sepekan berkat optimisme baru terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) di China.
Saham Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) dan Hua Hong masing-masing naik 12% dan 11% setelah Huawei mengumumkan rencana pengembangan chip dan komputasi.
Dukungan juga datang dari pergeseran fokus regulasi China yang menjadikan Nvidia sebagai alat tawar dalam pembicaraan dagang dengan AS.
Baca Juga: China Tinggalkan Kanada, Borong Canola Australia Sebanyak 540.000 Ton
Pasar Waspada Jelang Dialog Tingkat Tinggi
Sentimen investor cenderung hati-hati menjelang panggilan telepon tingkat tinggi antara Xi dan Trump pada Jumat malam, dengan agenda pembahasan mencakup kesepakatan TikTok dan isu tarif.
“Ada tekanan aksi ambil untung secara objektif setelah reli jangka pendek yang cepat,” tulis analis Changjiang Securities.
Meski demikian, mereka menilai prospek “bull run lambat” di pasar China masih terjaga, didukung arus modal jangka panjang dan tabungan rumah tangga yang semakin masuk ke pasar saham.
Morgan Stanley juga optimistis aliran dana ke saham China akan semakin kuat pada paruh kedua 2025. “Kami terus memperkirakan masuknya dana lebih besar ke ekuitas China, sejalan dengan tur pemasaran kami di AS baru-baru ini yang menunjukkan minat investor tertinggi sejak 2021,” kata Morgan Stanley.
Baca Juga: Won Korea dan Rupiah Memimpin Pelemahan di Pasar Mata Uang Asia
Hong Kong Menguat
Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,6% dalam sepekan, mencatat kenaikan tiga pekan berturut-turut.
Indeks Hang Seng Tech melonjak 5,1% ke level tertinggi empat tahun, didorong reli saham teknologi besar.