kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Buruh elektronik di Malaysia, mirip kerja paksa


Rabu, 17 September 2014 / 22:15 WIB
Buruh elektronik di Malaysia, mirip kerja paksa
Warga mendapatkan pelayanan dari karyawan untuk memperoleh informasi terkait pelaporan wajib pajak di gerai Pojok Pajak yang berada di Central Park, Jakarta, Senin (13/3/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

KUALA LUMPUR. Hampir sepertiga dari 350.000 buruh industri elektronik di Malaysia bekerja dalam kondisi layaknya kerja paksa. Fakta itu terungkap dalam laporan sebuah organisasi buruh Amerika Serikat, Rabu (17/9/2014).

Verite -yang mendapat dana dari Departemen Tenaga Kerja AS- menyebutkan para buruh yang mernderita tersebut antara lain berasal dari Nepal, Myanmar, dan Indonesia.

Banyak agen tenaga kerja yang mengutip biaya perekrutan tinggi sehingga amat sulit untuk dilunasi para buruh, yang selalu terikat beban utang. Mereka juga dipaksa untuk menyerahkan paspornya.

Namun Verite tidak menyebutkan nama-nama perusahaan tempat bekerja para buruh dengan kondisi buruk tersebut. Dalam laporannya itu Verite mengkritik sistem yang memungkinkan agen perekrut tenaga kerja yang semakin memiliki kendali atas upah dan kondisi kerja.

Laporan yang didasarkan pada wawancara dengan 501 buruh itu menyebutkan sekitar 28% buruh bekerja dalam kondisi seperti kerja paksa.

Malaysia mempekerjakan ratusan ribu buruh untuk memproduksi komponen-komponen elektronik untuk perusahaan internasional, seperti Apple, Samsung, Sony, Intel, Bosch.

Dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$ 75 miliar, sektor industri elektronik Malaysia memegang peran kunci dalam mendukung merek-merek global.

Laporan ini diperkirakan mengejutkan para konsumen produk elektronik mengingat citra Malaysia selama ini dengan standar kesejahteraan buruh yang relatif lebih baik dari sejumlah negara Asia lainnya, termasuk China.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×