kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cemas virus corona, begini nasib asisten rumah tangga Indonesia di Hong Kong


Rabu, 05 Februari 2020 / 10:14 WIB
Cemas virus corona, begini nasib asisten rumah tangga Indonesia di Hong Kong
ILUSTRASI. Antrean pembelian masker di Hong Kong. REUTERS/Tyrone Siu


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Larangan perjalanan baru-baru ini diumumkan oleh pemerintah Filipina telah memberikan tekanan lebih lanjut pada pekerja rumah tangga di kota itu. Manila pada hari Minggu mengeluarkan larangan sementara untuk melakukan perjalanan dari China, termasuk Hong Kong dan Makau, untuk melindungi diri dari wabah koronavirus.

Warga negara Filipina diizinkan pulang, tetapi mereka akan dikenai karantina 14 hari. Beberapa ratus pekerja rumah tangga juga terdampar di bandara Manila setelah penerbangan dibatalkan.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis setelah menyentuh level terendah setahun terakhir

"Ini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan," kata pengacara Abdon-Tellez. “Beberapa majikan telah menetapkan hari-hari mereka untuk mengambil cuti tahunan. Beberapa [pekerja rumah tangga] hanya diizinkan untuk mengambil dua minggu per tahun. Jika mereka dikarantina pada saat kedatangan di Filipina, mereka tidak memiliki waktu untuk liburan. ”

Lestari mengatakan dia berharap pemerintah Indonesia tidak akan mengambil tindakan seperti itu.

Pekerja rumah tangga dari Filipina dan Indonesia juga mengeluhkan kurangnya informasi yang dapat dipercaya tentang apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri mereka sendiri dan evolusi krisis.

Baca Juga: Kian mencekam, korban virus corona di Provinsi Hubei bertambah 65 menjadi 479 jiwa

Ada 15 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Hong Kong. Sementara, seorang pria berusia 39 tahun pada hari Selasa menjadi orang pertama di kota yang meninggal karena wabah tersebut. Virus corona telah menginfeksi lebih dari 20.000 orang di seluruh dunia, merenggut nyawa lebih dari 420 orang.




TERBARU

[X]
×