Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS) masih cukup tinggi, meskipun pemerintah AS baru-baru ini mencabut sebagian tarif impor terhadap Tiongkok.
Dalam wawancara dengan Bloomberg Television pada Kamis seperti dikutip dari CNBC, Jumat (16/5), Dimon mengatakan, “Jika terjadi resesi, saya tidak tahu seberapa besar dampaknya atau berapa lama akan berlangsung. Mudah-mudahan bisa dihindari, tetapi saya tidak akan menghapusnya dari daftar kemungkinan saat ini.”
Ia menambahkan bahwa penilaian lebih rinci diserahkan kepada para ekonom JPMorgan.
Baca Juga: Jamie Dimon Soroti Persatuan Ekonomi Barat di Tengah Kinerja Positif JPMorgan
Michael Feroli, Kepala Ekonom AS di JPMorgan, menyebut dalam catatannya kepada klien pada Selasa bahwa kemungkinan resesi “masih tinggi, tetapi kini di bawah 50%.”
Pernyataan Dimon ini disampaikan kurang dari seminggu setelah AS dan China sepakat untuk mengurangi tarif secara signifikan selama 90 hari. Selain itu, AS juga menerapkan jeda tarif terhadap berbagai negara lain dalam kurun waktu yang sama.
Dimon mengakui bahwa meskipun ada jeda, ketidakpastian terkait kebijakan tarif masih membayangi. Namun ia menilai langkah penangguhan tersebut sebagai hal positif bagi ekonomi dan pasar.
“Saya pikir tindakan yang tepat adalah menghentikan sebagian kebijakan itu dan mulai berdialog,” ujarnya.
Baca Juga: CEO JPMorgan Jamie Dimon Masih Skeptis terhadap Bitcoin, Sebut BTC Tak Memiliki Nilai
Kendati demikian, menurut Dimon, tarif impor yang masih berlaku tetap lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian.
“Bahkan pada level saat ini, banyak pihak mulai menahan investasi dan mempertimbangkan ulang rencana mereka,” tuturnya.