Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan China dengan Taiwan kian memanas akhir-akhir ini setelah kunjungan dua pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) ke pulau demokrasi tersebut.
Kunjungan itu memicu kemarahan China yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya.
Militer China beberapa kali berada di lepas pantai Taiwan dan melakukan manuver penerbangan masuk ke wilayah udara Taiwan setidaknya dua kali dalam sepekan terakhir saat latihan militer.
Kondisi ini membuat Taiwan gerah dan merasa tidak nyaman akan kehadiran militer Tiongkok di depan rumahnya.
Baca Juga: Taiwan siap serang balik China jika terus mendapat ancaman
Pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin, media yang didukung pemerintah China, mengatakan, pemerintah China tengah bersiap menginvasi Taiwan karena ulah pemimpin Taiwan sendiri.
Hu mengatakan, prediksi itu malah muncul di AS. Karena itu ada hal buruk yang telah dilakukan pihak berwenang Taiwan yang dapat memicu China menginvasi pulau tersebut. Hal ini sejalan dengan perkiraan mantan pejabat AS yang memprediksi China menyerang Taiwan pada saat pemilu AS dilakukan.
"Hal buruk apa yang telah dilakukan pihak berwenang Taiwan sehingga lebih dari satu mantan pejabat AS memperkirakan PLA akan menyerang Taiwan pada minggu 3 November ketika pemilihan presiden AS diadakan? Tsai Ing-wen harus merenungkan dirinya sendiri, atau dia akan menjadi "presiden" Taiwan yang digulingkan oleh PLA," tulis Hu dalam twitternya, Senin (21/9).
What bad things has the Taiwan authorities done that more than one former US official predicted the PLA would strike Taiwan in the week of Nov 3 when US presidential election is held? Tsai Ing-wen should reflect on herself, or she will be the Taiwan “president” deposed by PLA. pic.twitter.com/zfYMJMuo2A— Hu Xijin 胡锡进 (@HuXijin_GT) September 21, 2020
Hal itu dikatakan Hu, merespons tulis opini yang dirilis media AS, The Hill berjudul " The US election could be a danger for Taiwan, an opportunity for China".
Dalam tulisan ini disebutkan momen yang paling baik bagi China menyerang Taiwan adalah pada 3 November 2020 saat pemilihan umum di AS digelar.
Baca Juga: Meski tak punya musuh, Swiss ingin habiskan banyak uang untuk beli jet tempur canggih
Sebab saat ini, AS tengah memasuki krisis suksesi dan kemungkinan kecil melakukani intervensi dalam konflik kekuatan besar di luar AS. Apalagi permusuhan AS dengan China saat ini lebih banyak bertujuan untuk mendulang suara pada pemilu kali ini.
Mengutip Reuters , beberapa pesawat tempur China terbang melintasi garis tengah Selat Taiwan dan masuk ke zona identifikasi pertahanan Taiwan.
Militer Taiwan bahkan telah berusaha mencegat sejumlah pesawat China tersebut untuk menjauhi wilayahnya. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga menyebut China sebagai ancaman bagi wilayahnya.