Sumber: Xinhua | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengatakan, strategi Amerika Serikat (AS) di Indo-Pasifik pada dasarnya adalah strategi hegemoni. Karena itu, Washington harus meninggalkan pemikiran Perang Dingin dan zero-sum.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membuat pernyataan itu pada konferensi pers Rabu (13/1), sebagai tanggapan atas dokumen strategi Indo-Pasifik AS yang baru-baru ini dibuka.
Menurut Zhao, dokumen tersebut menyoroti mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi militer, yang bertentangan dengan semangat kerjasama regional saling menguntungkan.
Juga, bertentangan dengan aspirasi masyarakat regional untuk perdamaian, stabilitas, dan pembangunan, serta mengancam prospek perdamaian dan pembangunan regional.
Baca Juga: Xi Jinping dorong Starbucks untuk terus memajukan kerjasama China-AS
"Kami percaya, negara-negara di kawasan itu berpikiran jernih dan cukup waspada untuk tidak dibajak ke kereta AS atau digunakan sebagai alat untuk mempertahankan hegemoni AS," kata Zhao seperti dikutip Xinhua.
Dia mencatat, Amerika Serikat ingin membentuk geng dan faksi serta mengadopsi taktik yang tidak terhormat seperti memprovokasi perselisihan.
Memperhatikan bahwa ini adalah pelanggaran serius terhadap komitmen Pemerintah AS terhadap Taiwan ke China, Zhao menyatakan, hanya ada satu China di dunia. Dan, Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China.
AS harus menghormati kepentingan China
Dia menambahkan, dokumen strategi AS itu dengan jahat mendistorsi diplomasi lingkungan China, dan meningkatkan apa yang disebut "ancaman China".
Baca Juga: Inggris: Rusia dan China dapat picu perang tak terkendali di seluruh dunia
"Sebagai anggota yang bertanggungjawab di Asia-Pasifik, China secara aktif mempraktikkan diplomasi lingkungan tentang persahabatan, ketulusan, saling menguntungkan dan inklusif, memberikan kontribusi penting bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan," ujar Zhao.
Karena itu, AS harus menghormati kepentingan inti dan perhatian utama China, meningkatkan komunikasi dan dialog dengan China untuk mengelola dan mengontrol perbedaan dengan benar.
Serta, Amerika Serikat mesti membantu menjadikan kawasan Asia-Pasifik sebagai panggung untuk kerja sama yang saling menguntungkan alih-alih arena persaingan kekuatan besar.