Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengeluarkan serangkaian bantahan tentang apa yang mereka sebut sebagai 24 tuduhan tidak masuk akal oleh beberapa politisi terkemuka AS atas penanganan wabah virus corona.
Diberitakan Reuters, Kementerian Luar Negeri China telah mendedikasikan sebagian besar briefing persnya selama sepekan terakhir untuk menolak tuduhan oleh politisi AS, terutama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, bahwa China telah menahan informasi tentang virus corona dan bahwa virus itu berasal dari sebuah laboratorium di kota Wuhan.
Baca Juga: Punya 2,3 juta personel militer tapi nol kasus corona, klaim China diragukan
Artikel setebal 30 halaman yang terdiri dari 11.000 kata ini diposting di situs web kementerian pada Sabtu malam. Mantan Presiden AS Abraham Lincoln turut disebut dalam prolog bantahan tersebut.
"Seperti yang dikatakan Lincoln, Anda dapat membodohi beberapa orang sepanjang waktu dan membodohi semua orang beberapa saat, tetapi Anda tidak bisa membodohi semua orang sepanjang waktu," tulis Kemenlu China dalam artikel tersebut.
Artikel itu juga mengutip laporan media yang mengatakan warga Amerika telah terinfeksi virus tersebut sebelum kasus pertama dikonfirmasi di Wuhan. Meski tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu yang terjadi.
Tertarik untuk menghilangkan saran AS bahwa virus itu sengaja dibuat atau bocor dari Institut Virologi Wuhan, artikel itu mengatakan bahwa semua bukti menunjukkan virus itu bukan buatan manusia dan bahwa institut itu tidak mampu mensintesis virus corona baru.
Baca Juga: Kasus corona di Wuhan muncul lagi, pertama sejak awal bulan lalu
Artikel itu juga memberikan garis waktu bagaimana China telah memberikan informasi kepada komunitas internasional dengan cara yang tepat waktu, terbuka dan transparan untuk membantah tuduhan AS yang menyebut mereka lamban dalam bereaksi.
Artikel itu juga menolak kritik Barat atas penanganan Beijing terhadap kasus Li Wenliang, seorang dokter berusia 34 tahun yang telah berusaha menyalakan alarm atas wabah virus baru di Wuhan.
Kematiannya akibat COVID-19, penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus tersebut, memicu kemarahan dan kesedihan di seluruh China.
Baca Juga: Obama sebut respons Trump pada virus corona benar-benar berantakan
Artikel kementerian itu mengatakan Li bukan whistlerblower dan dia tidak pernah ditangkap. Dalam hal ini bertentangan dengan banyak laporan pihak Barat.
Namun, artikel itu tidak menyebutkan bahwa Li ditegur oleh polisi karena menyebarkan desas-desus. Meskipun Li kemudian disebut sebagai martir, penyelidikan atas kasusnya juga menuai kritik hanya menyatakan bahwa teguran terhadapnya ditarik.
Meskipun China berulang kali membantah, namun kekhawatiran tentang ketepatan waktu informasinya tetap diperdebatkan.
Baca Juga: Kini giliran Laut China Timur yang memanas karena insiden China-Jepang
Sebuah laporan oleh majalah Der Spiegel, Jumat lalu mengutip agen mata-mata BND Jerman yang mengatakan bahwa upaya awal China untuk menahan informasi telah memakan waktu empat hingga enam minggu bagi negara lain untuk melawan virus tersebut.