Reporter: Mona Tobing | Editor: Rizki Caturini
BEIJING. Perbankan China bakal mengerem pinjaman. Ini setelah Bank Sentral China memerintahkan perbankan secara ketat mengontrol pinjaman baru pada kuartal pertama tahun ini. Sumber Bloomberg mengatakan, cara ini dilakukan untuk mengekang kelebihan leverage dalam sistem keuangan.
Permintaan People Bank of China (PBOC) itu menekankan khusus pada pinjaman hipotek. Otoritas perbankan sedang bergulat menghadapi harga properti yang terus menanjak. PBOC secara teratur berusaha memeriksa keputusan kredit bank. Momen ini juga digunakan untuk memaksa bank membayar dana penjaminan atau deposit insurance lebih besar.
Bank sentral sedang berupaya mencapai keseimbangan yakni menekan kelebihan kredit yang dapat menciptakan gelembung (bubble) kredit. Juga, menjaga pendanaan yang cukup dalam sistem keuangan untuk memenuhi lonjakan permintaan kredit menjelang awal dari liburan Tahun Baru Imlek pekan ini.
Presiden China Xi Jinping dan deputi ekonominya menegaskan kembali rencananya untuk memprioritaskan pengendalian risiko keuangan dalam perekonomian untuk mencegah bubble aset.
Analis Sanford C. Bernstein & Co Wei Hou mengatakan, langkah pemerintah tersebut sebagai bagian dari pengetatan kredit sejak semester II tahun lalu. Sebelumnya, Pemerintah China melakukan pengetatan kredit atas aktivitas shadow banking.
Tetapkan sanksi
Selain pengawasan, PBOC juga akan menjatuhkan sanksi bagi bank yang tidak mematuhi beleid baru pinjaman tersebut. PBOC akan menurunkan suku bunga pada cadangan mereka dan wajib menyetor dana ke bank sentral.
Bank sentral juga dapat memberi hukuman bagi pemberi pinjaman yang bersalah. Mereka akan dituntut untuk membayar lebih besar nilai simpanan penjaminan.
Bank-bank di China mencatat rekor pemberian pinjaman pada tahun 2016 yakni sebesar 12,56 triliun yuan atau setara US$ 1,8 triliun. Pinjaman yang disalurkan paling banyak terjadi pada kuartal I 2016. Dari total pinjaman baru, 36% diberikan pada kuartal pertama tahun lalu.
Selain mengerem kredit, kemarin, PBOC juga secara tiba-tiba menaikan suku bunga pinjaman jangka menengah, dengan alasan untuk mengelola likuiditas. Kenaikan suku bunga ini akan menurunkan permintaan kredit.
Jaga defisit anggaran
Pemerintah China berusaha menjaga target defisit anggaran mereka tahun 2017. China memilih fokus pada pengurangan utang, meskipun masih memiliki kesempatan meningkatkan stimulus fiskal ekonomi.
Sumber dari penasihat kebijakan China seperti dikutip Reuters mengatakan, target defisit anggaran tahun ini sebesar 3% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini tidak berubah dari tahun 2016.
Data Kementerian Keuangan China mencatat, defisit anggaran sebesar 3,8% dari PDB pada 2016. Ekonomi China yang tumbuh 6,7% tahun lalu terjadi karena dukungan pengeluaran pemerintah lebih tinggi. Pada tahun ini, target pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5%. "Jika pertumbuhan tahun ini tidak tinggi. Akan ada tekanan pada kekuatan dukungan kebijakan," kata sumber tersebut.