Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. China diam-diam meningkatkan pembelian minyak dari Rusia setelah dapat harga murah. Rusia menjual minyak dengan harga diskon untuk mengisi kekosongan pembeli setelah ditinggalkan negara barat. Rusia mendapat sanksi dari negara barat pasca invansinya ke Ukraina pada Februari 2022 lalu. Salah satunya menghentikan pembelian minyak dari Rusia.
Peningkatan pembelian China dilakukan hanya berselang satu bulan setelah mereka mengurangi pembelian minyak dari Rusia. Pengurangan sebelumnya dilakukan karena importir minya terbesar dunia itu takut terlihat mendukung Putin dan berpotensi kena imbas dapat sanksi dari negara barat.
Berdasarkan perkiraan Votexa Analytixs, impor minyak Rusia lintas laut China melonjak mendekati rekor 1,1 juta barer per hari (bph) pada Mei. Angka tersebut meningkat dari 750.000 bph pada kuartal I 2022 dan 800.000 bph pada 2021.
Baca Juga: Demi Kurangi Ketergantungan Magnesium China, Uni Eropa Dorong Lagi Produksi Domestik
Berdasarkan laporan pialang kapal dan lima pedagang yang ditelusuri Reuters, Unipec, unit perdagangan kilang minyak terkemuka Sinopec Corp, bersama Zhnehua Oil memimpin operasi pembelian tersebut. Dari data itu, Livna Shipping muncul sebagai pengirim utama minya dari Rusia ke China.
Saat dikonfirmasi, Sinopec, Zhnehua, dan Livna tidak bersedia berkomentar. Perusahaan-perusahaan tersebut mengisi lubang yang ditinggalkan pembeli barat. Amerika Serikat (AS), Inggris dan beberapa pembeli utama minyak lainnya melarang impor minyak Rusia tak lama setelah invansi Putin ke Ukraina.
Uni Eropa sedang menyelesaikan putaran sanksi lebih lanjut, termasuk larangan pembelian minyak Rusia. Banyak penyulingan Eropa telah berhenti membeli dari Rusia karena takut melanggar sanksi atau menarik sentimen negatif.