Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Puluhan pesawat tempur termasuk pembom China terbang ke zona pertahanan udara Taiwan selama akhir pekan lalu. Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara China mengatakan, Beijing tidak berjanji untuk melepaskan penggunaan kekuatan.
"Untuk secara efektif menangani campur tangan pasukan asing dan sejumlah kecil pasukan kemerdekaan Taiwan dan gerakan pemisahan diri mereka, kami tidak berjanji untuk melepaskan penggunaan kekuatan," kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara China
"Dan, kami berhak untuk mengambil semua tindakan. Ini tidak akan pernah berubah," tegas dia, Rabu (27/1), menjawab pertanyaan tentang aktivitas pesawat tempur China selama akhir pekan lalu di dekat Taiwan, seperti dikutip China Central Television (CCTV) dan dilansir Global Times.
Ketika ditanya, aktivitas pesawat tempur China tersebut bisa menyebabkan konflik secara tidak sengaja, Zhu menyatakan, itu tergantung sejauh mana Taiwan secara provokatif mencoba untuk merdeka dari Tiongkok.
Baca Juga: Filipina: Undang-undang baru China ancaman perang verbal ke negara mana pun
Peringatan keras
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, dan menggambarkan pulau itu sebagai masalah teritorial yang paling sensitif dan penting. Mereka tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa apa yang Beijing lihat sebagai Provinsi China yang patuh di bawah kendalinya.
Selain itu, Zhu menyebutkan, latihan militer Pasukan Pembebasan Rakyat China (PLA) di Selat Taiwan adalah peringatan keras untuk menghalangi pasukan asing dan Taiwan. "PLA dengan tegas menjaga kedaulatan dan integritas wilayah China dengan melakukan latihan tempur di Selat Taiwan," sebutnya.
"Hanya dengan cara ini, kami bisa menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan menjaga prospek reunifikasi damai di seluruh Selat," ujar Zhu.
Dia menambahkan, Taiwan pada Sabtu pekan lalu membentuk apa yang mereka sebut "aliansi konstitusi baru Taiwan" untuk mempromosikan rancangan "konstitusi" anyar untuk menghapus "reunifikasi nasional".
Menurut Zhu, Taiwan dan gerakan pemisahan dirinya telah berulang kali melakukan tindakan separatis, yang sangat merusak kepentingan fundamental bangsa China.